KARYA TULIS ILMIAH
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MEMBACA
MELALUI PENDEKATAN PROSEDURAL DALAM UPAYA MEMAHAMI MAKNA BACAAN SISWA
KELAS 2
SD NEGERI 2 KURIPAN KABUPATEN TANGGAMUS
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar Membaca Melalui
Pendekatan Prosedural Dalam Upaya Memahami Makna Bacaan Siswa Kelas 2 SD Negeri
2 Kuripan Kabupaten Tanggamus TaPelajaran 2011 – 2012”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun merupakan tugas
akhir mata kuliah “Teknik Menulis Karya Ilmiah”
Universitas Terbuka UPBJJ Bandar Lampung.
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,
penulis mendapatkan bimbingan dari tutor . Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tiada tara, karena berkat bimbingan itu penulis dapat
menyeesaikan tugas ini.
Pada kesempatan ini pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Yanti sebagai pengelola Universitas Terbuka Pokjar
Gisting Kabupaten Tanggamus.
2.
Bapak Drs. Ngaliman, sebagai Tutor Mata Kuliah Teknik
Menulis Karya Ilmiah.
3.
Rekan mahasiswa Pokjar Gisting yang telah memberi
masukan dalam rangka penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari, bahwa penyusunan karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun , agar kelak penulis mampu menyusun
karya ilmiah lebih sempurna. Atas saran dan kritik yang diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih.
Kotaagung, 17
November 2011 Penulis,
H A Y A N I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca menduduki posisi serta
peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada
era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan
sebuah jembatan bagi kita di mana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan
kesuksesan, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan dunia kerja. Oleh
karena itu para pakar sepakat , bahwa kemahiran membaca harus ditanamkan dan
dipelajari sedini mungkin. Karena
membaca merupakan prasyarat mutlak bagi
setiap insan yang ingin memperoleh kemajuan. Meskipun demikian memperoleh
kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Faktor penyebabnya
cukup kompleks.
Menurut Goodman dalam Kholid,A. Harras (1997:1.7) membaca
bukan sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang
tercetak melainkan menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna
membentuk makna. Pendapat
yang dikemukakan Anderson (1972:209)
dalam Kholid, A.Harras ( 1997:1.6) membaca sebagai proses kegiatan mencocokan
huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis atau reading is a recording
and decoding process.
Berdasarkan kedua pendapat di
atas jelaslah, yang dimaksud dengan membaca adalah suatu kegiatan memncocokan
atau melafalkan lambang-lambang bahasa
tulis untuk memetik makna dan menyusun konteks yang tersedia untuk membentuk
makna.
2
Untuk memiliki kemampuan membaca
yang baik, diperlukan sebuah landasan teoritis mengenai belajar membaca.
Landasan yang digunakan adalah melalui pendekatan prosedural. Pendekatan ini
adalah pendekatan yang mencoba memadukan
interaksi antara faktor-faktor internal dan eksterna dalam belajar bahasa.
Proses kemampuan dan penguasaan bahasa seseorang selain ditentukan oleh faktor
bawaan juga sangat ditentukan oleh sejauhmana mereka mendapatkan
latihan-latihan, khususnya lewat kergiatan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan kegiatan
belajar membaca, bahwa kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan kuantitas
membaca.Tegasnya semakin banyak latihan membaca
dilakuksn seseorang akan semakin mahir pula seseorang itu menguasai
bacaan dan isi bacaan. Karena aktivitas membaca akan menentukan kemampuan
seseorang dalam membaca. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dikemukakan Yap (1978) dalam buku Kholid,A. Harras (1997:1.18) mengemukakan,
bahwa 65% oleh banyaknya waktu yang digunakan untuk membaca, 25% oleh faktor
IQ, dan 10% oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
ditarik suatu kesimpulan, bahwa semakin
banyak seseorang atau siswa dilatih melakukan membaca, maka akan semakin mahir
siswa menguasa bacaan dan isi bacaan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, penulis dapat menarik identifikasi masalah dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1.
Pengaruh latihan membaca terhadap kemampuan membaca.
2.
Pengaruh IQ yang dimiliki setiap siswa akan
mempengaruhi kemampuan membaca dan pemahaman makna bacaan.
3
3.
Pengaruh lamanya latihan membaca terhadap kemampuan
membaca dan kemampuan memahami makna bacaan.
4.
Aktivitas belajar membaca melalui pendekatan proseduran
dalam upaya memahami makna bacaan.
C.
Rumusan Masalah
Bedasarkan identifikasi masalah
di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada peningkatan
aktivitas belajar membaca melalui pendekatan prosedural dalam memahami makna bacaan siswa kelas 2 SD
Negeri 2 Kuripan Kabupaten Tanggamus
tahun 2011-2012?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan:
1.
Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar membaca
melalui pendekatan proseduraldalam upaya memahami makna bacaan siswa kelas 2 SD
Negeri 2 Kuripan.
2.
Mengetahui peningkatan aktivitas belajar membaca melalui pendekatan prosedural
dalam upaya memahami makna bacaan siswa kelas 2 SD Negeri 2 Kuripan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat:
1.
Bagi Siswa:
a. Dapat mengarahkan siswa
meningkatkan belajar membaca.
b. Meningkatkan aktivitas belajar
membaca.
c. Membantu siswa meningkatkan
kemampuan memahami makna bacaan.
4
2. Bagi Guru:
a.
Meningkatkan keahlian guru memilih pendekatan dalam pembelajaran membaca.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa
dan menentukan bentuk tindakan yang sesuai guna meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
c.
Meningkatkan kemampuan guru meramu pendekatan yang tepat dalam pembelajaran membaca.
3. Bagi
Sekolah
a. Dapat
dijadikan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pemebelajaran membaca.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian aktivitas belajar
Aktivitas merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan ke arah yang lebih
positif , sehingga orang tersebut dapat memperoleh kemajuan. Sedangkan belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan, yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan ke arah yang
positif dan bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.
2.
Komponen Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat dikatakan
baik, apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani.
b. Lingkungan
belajarnya tenang dan menyenangkan.
c.Fasilitas
belajar atau alat yang diperlukan dalam belajar cukup.
Aktivitas belajar yang akan diukur
dalam penelitian ini adalah aktivitas
siswa yang berhubungan dengan pembelajaran membaca dalam hal ini dikelompokkan
ke dalam on task, sedangan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran
dikelompokkan dalam off task
6
Aktivitas yang dikelompokkan
dalam on task adalah:
a.
Mencocokan lambang huruf dengan tepat,
b.
Mampu melafalkan lambang huruf dengan tepat,
c.
Menentukan makna bacaan, dan
d.
Memahami isi bacaan
Sedangkan
aktivitas yang tidak relevan dengan belajar membaca dikelompokkan dalam off
task adalah:
a.
Tidak mampu mencocokan lambang huruf dengan tepat,
b.
Tidak dapat melafalkan lambang huruf dengan tepat,
c.
Tidak dapa menentukan makna yang dibaca, dan
d.
Tidak mampu memahami isi bacaan.
B. Konsep Belajar
Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1996:7) dalam
H.Syaiful Sagala (2008:13) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau
tidak terjadinya proses belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan bergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan
pendidik baik ketika para siswa belajar di sekolah maupun di lingkungan
keluarga sendiri.
Menurut H. Syaiful
Sagala (2008:13) yang dimaksud dengan belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
7
Jadi konsep belajar adalah suatu proses perubahan yang
terjadi pada diri siswa yang relatif menetap
dalam tingkah laku sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
C. Pengertian Membaca
1. Pengertian Hakikat Membaca
Membaca menduduki posisi
serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusian termasuk
siswa, terlebih di era informasi dan komunikasi seperti sekarangan ini. Membaca
juga merupakan jembatan bagi siapa saja dan di mana saja bagi manusia yang
berkeinginan untuk meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan sekolah,
maupun di lingkungan dunia kerja.
2. Pengertian Membaca
Membaca adalah
sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa
tulis atau reading is a recording and decoding process. (Andersoon dalam Kholid,A.Harras,1997:1.6). Sedangkan
menurut Goodman dalam Kholid,A. Harras (1997:1.7) membaca
bukan sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang
tercetak melainkan menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna
membentuk makna.
Berdasarkan kedua
pendapat di atas, dapatlah diambil kesimpun yang dimaksud dengan membaca adalah
suatu kegiatan mencocokan atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis untuk memetik makna dan menyusun
konteks yang tersedia untuk membentuk makna.
Pengertian lain
mengemukakan, bahwa membaca adalah kegiatan berbahasa berupa proses melisankan
dan mengelolah bahan bacaan secara aktif, dengan tujuan memperoleh pemahaman.
(Imas Eva Nurviati,1995:42)
8
3. Tujuan Membaca
Tujuan membaca
sangat bergam, bergantung pada situasi dan berbagai kondisi pembaca. Secara
umum tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mendapatkan informasi tentang fakta yang terdapat
dalam bacaan,
2.
Untuk meningkatkan citra diri,
3.
Untuk melepaskan diri dari kenyataan seperti; kejenuhan, sedih, dan putus asa.
4.
Untuk tujuan kreatif, mendapat hiburan, atau
kesenangan,
5.
mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis
dan nilai kehidupan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Membaca
1. Motivasi,
2. Lingkungan keluarga,
3. Bahan Bacaan, yang meliputi:
a. Topik bacaan
b. Tingkat keterbacaan bahan.
D. Pendekatan Prosedural
Pada hakikatnya pendekatan adalah
seperangkat asumsi yang saling berkaitan mengenai hakikat bahasa, dan hakikat
pengajaran bahasa serta belajar bahasa. Suatu pendekatan bersifat aksiomatis
serta menggambarkan hakikat yang akan diajarkan. Pendekatan aksiomatis, artinya
bahwa kebenaran yang dikemukakan dalam asumsi-asumsi di dalam pendekatan itu
tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi. Yang dipersoalkan adalah
efektivitas metode yang diturunkan dari pendekatan.
9
Pendekatan prosedural adalah pendekatan mencoba memadukan interaksi
antara faktor-faktor internal dengan faktor-faktor eksternal dalam pelajaran
bahasa. Artinya proses penguasaan dan kemampuan berbahasa seseorang itu selain
ditentukan oleh faktor-faktor bawaan, juga sangat ditentukan oleh sejauhmana
mereka mendapat latihan-latihan, khususnya lewat kegiatan pembelajaran.
(Kholid, A.Harras, 1997: 1.17)
Berdasarkan pendapat di atas dapatlah
ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pendekatan prosedural adalah pendekatan
lebih menekankan proses kemampuan atau penguasaan seorang siswa selain ditentukan oleh faktor bawaan, juga
lebih ditentukan oleh sejauhmana siswa
mendapatkan latihan-latihan, khususnya melalui upaya kegiatan pembelajaran.
E. Mehamami Makna
1. Pengertian Makna
Menurut
Poerwadarminta(1988:548) yang dimaksud
dengan makna adalah arti atau maksud.
Makna dalam ujaran bahasa sebenarnya sama saja dengan makna yang ada
dalam sistem lambang atau sistem tanda lainnya, karena bahasa sesungguhnya juga
merupakan suatu sistem lambang. Hanya bedanya makna dalam bahasa diwujudkan
dalam lambang-lambang yang berupa satuan-satuan bahasa, yaitu kata, frase,
kalimat dan sebagainya.
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
semestes 1 (ganjil) tahun pelajaran 2011- 2012. selama tiga bulan dari bulan Agstus sampai dengan Oktober 2011.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri 2 Kuripan Kecamatan Kotaagung.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas 2 SD Negeri 2 Kuripan sebanyak 30 siswa
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.
Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan menggunakan model yang dikembang Kemnis dan
Toggart (1992) dalam Yulianti (2006) yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu;
(1) tahapa perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi, dan (4)
Tahap refleksi.
Secara rinci proseddur
penilitian untuk setiap siklus dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus 1,2,dan 3
Prosedur yang dilakukan pada setiap siklus
sama:
a.
Tahap Perencanaan
Tahap ini dilakukan dalam
perencanaan adalah:
11
1) Menetapkan
perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas.
2)
Membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan prosedural,
3)
Membuat lembar observasi untuk menentukan tingkat
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
4)
Membuat lembar evaluasi
tes belajar untuk memperoleh data hasil belajar,
5)
Membuat lembar analisis hasil belajar untuk mengetahui
keberhasilan belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan awal
Guru membuka
pelajaran, kemudian memberi apersepsi, dan mengenalkan kompetensi dasar,
indikator, dan materi pelajaran yang akan dilalui siswa.
2) Kegiatan Inti
Guru
memberikan informasi singkat mengenai materi pembelajaran dan melakukan diskusi
dengan siswa. Siswa diminta membaca teks bacaan yang disediakan guru, kemudian
siswa memahami makna bacaan. Guru menyuruh siswa membaca satu persatu bacaan
yang disediakan.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan
akhir dilakukan penguatan materi yang telah dipelajari siswa, agar siswa
memperoleh informasi akurat mengenai bacaan yang dibacanya.
12
c. Tahap evaluasi
Pada tahap
ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan
hasil observasi dan hasil tes siswa.
e. Tahap Menganalisis
Setelah
pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan, maka hasil belajar diperoleh melalui tahapan
evaluasi siklus dianalisis dan ditentukan kesimpulan. Hasil analisis, kemudian
digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki perencaan pelaksanaan siklus berikut. Tahapan sikus 2 dan 3
sama dengan pelaksaan pada siklus 1 dan bacaan yang disediakan berbeda.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1.
Lembar aktivitas observasi terstruktur untuk mengetahui
bagaimana aktivitas selama pembelajaran berlangsung yang mewakili ranah afektif
dan psikomotor.
2.
Lembar soal tes tertulis untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya yang mewakili ranah
kognetif.
D.
Data dan
Metode Pengumpulan Data
1. Data
Sumber
data penelitian diperoleh secara langsung dari responden penelitian.
Data
penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari:
a.
Data aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan prosedural.
13
b.
Data kuantitatif
Data
ini berupa prestasi belajar yang diperoleh dari hasil tes belajar yang diambil
setiap siklus.
2. Metode Pengumpulan Data
a.
Data aktivitas Siswa
Dalam pengumpalan data aktivitas
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
Pengumpulan data aktivitas siswsa dilakukan dengan memberi ceklis (√) bagi yang tidak aktif
pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
Setiap siklus berlangsung pembelajaran 60 menit.
b. Data
prestasi hasil belajar
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data tentang hasil belajar siswa adalah
soal tes membaca dan memahami makna bacaan. Dan bentuk soal adalah terstruktur.
Tes ini dilakukan pada setiap
pembelajaran.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya
dilakukan analisis data untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan prosedural siswa SD Negeri 2 Kuripan kelas 2
tahun pelajaran 2011 -2012.
Teknik analisis data dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Data aktivitas belajar siswa
Dalam pengumpulan data aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan lembar
obervasi siswa. Pengamatan ini dilakukan selama 2 X 30 menit
14
atau selama 70
menit. Skor yang diperoleh siswa pada kegiatan ini, akan dikelolah melalui
tabel di bawah ini:
Tabel I Contoh
Lembar Observasi Data Aktivitas
No
|
Nama Siswa
|
Pengamatan
Selama 70 Menit
|
%
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Off Task
|
On Task
|
||
Jumlah Skor
|
||||||||||
Rata-rata
|
Katagori penilaian:
1.
Kesungguhan mendengarkan pengarahan dan penjelasan
guru,
2.
Keseriusan latihan membaca,
3.
Minat latihan membaca,
4.
Keaktifan memahami makna bacaan,
5.
mengerjakan tugas diluar materi yang diajarkan,
6.
Ketidakseriusan dalam latihan membaca,
7.
Bercanda dengan teman ketika pelajaran berlangsung,
8.
Ribut pada saat pelajaran berlangsung (tidak
menghiraukan pelajaran)
2. Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 2 Contoh Lembar Analisis Data Hasil
Belajar
No
|
Nama Siswa
|
Soal-soal
|
Skor
|
% HB
|
Kategori
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
Jumlah Skor
|
|||||||||
Skor
Maksimal
|
|||||||||
Rata-rata
|
15
Katagori Penilaian
Belajar:
1. Mencocokan lambang huruf dengan tepat,
2.
Melafalkan lambang huruf dengan tepat,
3.
Menentukan makna yang dibaca, dan
4.
Memahami isi bacaan.
Pemberian
skor setiap kategori penilaian:
1.
Sangat tepat diberi skor 5, Tepat diberi skor 4, cukup
tepat 3, kurang tepat 2, tidak tepat 1.
Proses analisis untuk data
pencapaian kompetensi siswa dalam hasil belajar adalah sebagai berikut:
1.
Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah
jumlah skor dari setiap soal.
2.
Persentase hasil belajar siswa melalui rumus:
Skor yang
diperoleh
% Hasil
Belajar =_____________________ X
100% =
Skor maksimal
setiap siswa
Nilai hasil belajar siswa adalah:
1.
Nilai HB setiap siswa : % HB (dihilangkan %nya)
2. Nilai
rata-rata hasil belajar diperoleh dengan rumus:
∑ nilai HB yang diperoleh
Rata-rata HB
Siswa =____________________________ =
Skor
maksimal setiap siswa
Kriteria hasil belajar membaca menggunakan rentang nilai sebagai
berikut:
1.
87 - 100 =
Sangat baik, 2. 76 – 86
= Baik, 3. 65 – 75 = Cukup baik
4. 50 – 64 = Kurang baik 5.
30 – 49 = Tidak baik
16
F. Indikator Kenerja
Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas hasil belajar siswa dari
siklus 1, ke siklus 2, dan dari siklus 2 ke siklus 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar