Selasa, 17 Januari 2012

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas x SMT 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 9


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
   4    X 45 menit (dua kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
Menulis. 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato
II
Kompetensi Dasar
12.1      Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif
III
Indikator

Ø Menentukan topic paragraf  argumentatif
Ø Menyusun kerangka paragraf  argumetatif
Ø Mengembangkan kerangka paragraf  menjadi karangan argumentatif
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø  Membaca paragraf   argumentatif
Ø Menentukan topic paragraf  argumentatif
Ø Menyusun kerangka paragraf  argumetatif
Ø Mengembangkan kerangka paragraf   menjadi karangan argumentatif
V.     Materi Pelajaran                        : Penulisan paragraf  argumentasi
            Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
         Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi:
- Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa    gambar/grafik, dan lain-lain.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Contoh paragraf argumentasi:
             Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bias sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja.
Sumber : Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia
        Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran.
        Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:
1. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
2. Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
3. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis
VI
Metode Pembelajaran:
1.      Pendekatan
2.      Strategi
3.      Metode

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solvin
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.            Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø   Setiap siswa disuruh contoh membaca paragraf  argumentatif,  kemudian siswa menentukan topic paragraf  argumentatif
20    Menit (pertemuan ke- 1 dan 2)
B.     Inti

A.  Ekplorasi
Ø Setiap siswa  disuruh  guru  mengelolah informasi yang diperoleh, kemudian siswa menentukan topic yang akan disusun menjadi kerangka pragraf
B.  Elaborasi
Pertemuan 1
Ø Setiap siswa  disuruh guru menyusun kerangka paragraf  argumetatif  berdasarkan topik  yang sudah ditentukan.
Pertemuan 2
Ø Masing siswa  mengembangkan kerangka paragraf   yang sudah disusun  menjadi karangan argumentative
Ø Mengedit karangan yang sudah disusun

C.   Konfirmasi
Ø Guru member penguatan materi yang sudah dipelajari siswa dengann memberikan pertanyaan kepada siswa.
Ø Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dipandu guru
 140 menit

20 menit pertemuan 1 dan 2


50 menit Pertemuan 1)




50 menit (Pertemuan 2)



20 menit pertemuan 1 dan 2

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :   Pada halaman 31 – 32 modul kelas X
IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.      Buatlah sebuah karangan dengan menggunakan paragraf   argumentatif!
20




Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis skor maksimal =    20                    Nilai =  ________________ X 100 =
     Skor Maksimal
  Kriteria Penilaian:
1.      Sangat tepat/benar   =  4
3.      Tepat/benar             =   3
4.      Cukup trepat/benar =   2
5.      Kurang tepat           =   1
6.      Tidak tepat              =   0
 Yang dinilai dalam karangan:
1.  Keterpaduan antara judul dengan isi karangan
2.    Koheren antarkalimat dan antarparagraf
3.    Pemilihan diksi dan ejaan
4.    Tanda baca
5.    Kebersihan dan kerapian karangan

2.      Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
 Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1.      Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
2.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
3.      Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
4.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5.      Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0
Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1.      Sangat Baik = 90 – 100
2.      Baik = 80 – 89
3.      Cukup baik = 77 – 79
4.      Kurang baik =   < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung


                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 10


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
Kebahasaan; menggunakan imbuhan asing
II
Kompetensi Dasar
Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat
III
Indikator
Ø  Membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing
Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø  Membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing
Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat
V.     Materi Pelajaran                        :   Imbuhan Asing
         1. Bentuk awalan dari bahasa Asing:
Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan dwi = dua, dsb., merupakan contoh-contoh awalan dari bahasa Sanskerta.
Contoh:
(a). Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
(b). Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan.
(c) Pembanguan pertanian bertujuan menciptakan swasembada pangan.
(d) Kita harus terus menjaga agar dwiwarna selalu berkibar di bumi nusantara.
Selain itu dijumpai pula kata-kata
bilangan lain: eka darma, trimurti,
caturkarya, pancasila, dsb.
2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing
a. Akhiran –wan, -man, -wati. Akhiran –wan, -man, -wati berasal dari bahasa Sanskerta. Akhiran tersebut menunjukkan jenis kelamin. Akhiran –wan, dan –man menyatakan jenis kelamin laki-laki, sedangkan –wati menunjukkan jenis kelamin wanita. Akhiran tersebut membentuk kata benda.
Makna akhiran –wan, -man, dan –wait adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan orang yang ahli
Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb.
2. Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu
Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan
3. Orang yang memiliki sifat khusus
Misalnya : hartawan dan dermawan
4. Menyatakan jenis kelamin
b. Akhiran –i, -wi, -iah, berfungsi membentuk kata sifat berasal dari Arab. Terdapat juga akhiran –in, dan –at yang berfungsi membentuk kata benda
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. alami, badani, insani, hewani, artinya menyatakan ‘bersifat ….’
2. duniawi, manusiawi, dan surgawi, artinya menyatakan ‘bersifat….’
3. jasmaniah, ilmiah, harfiah, rohaniah, artinya ‘mempunyai sifat….’
4. Muslimin, mukminin, hadirin, dan muktamirin merupakan penunjuk jamak tak tentu pria dan wanita.
5. muslimat, mukminat, mualimat, dan sebagainya merupakan bentuk penunjuk jamak untuk wanita.
c. Akhiran –er, -al, -ik, -if, -is, -isme, -isasi, -logi, dan –or. Imbuhan asing tersebut berasal dari bahasa Barat.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. Tuti bekerja sebagai tenaga honorer di Bank Mandiri (bersifat honor)
2. Secara materiil, Tini tidak sebanding dengan Tuti (bersifat materi)
3. Cerita Hang Tuah termasuk cerita yang heroik (bersifat hero atau kisah kepahlawanan)
4. Kalau berbicara itu harus obyektif (berdasarkan objek)
5. Indonesia menolak anggapan Australia bahwa Indonesia tidak selektif dalam mengimpor barang. (berdasarkan seleksi)
6. Kolonialis Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. (bersifat koloni)
7. Kita harus memiliki semangat nasionalisme. (bersifat nasional atau kebangsaan)
8. Sudah lima tahun Budi Harsono memimpin organisasi sosial. (hal yang bersangkut paut dengan)
9. Bu Ida mengajar biologi di sekolah kami. (ilmu/pengetahuan tentang)

VI
Metode Pembelajaran:
1.    Pendekatan
2.    Strategi
3.    Metode 

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solvin
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.    Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø Guru menyuruh siswa  membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing, kemudian siswa mengelolah informasi  yang diperoleh dari hasil membaca
10 menit
B.   Inti

A.  Ekplorasi
Ø  Setiap siswa membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing, kemudian mendata kata yang berimbuhan asing dalam wacana.
B.   Elaborasi
Ø  Setiap siswa mendata kata-kata yang menggunakan imbuhan asing dan mengelompokkannya berdasarkan imbuhan asing ( Sanskerta, Belanda, Inggris)
Ø  Setiap siswa membuat kalimat dengan menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat
C.   Konfirmasi
Ø  Guru memberikan penguatan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
Ø  Siswa menyimpulkan hasil belajar dipandu guru.
70 menit


10 menit



50 menit



10 menit
C.   Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Tugas tidak Terstruktur:
Siswa mencari sebuah wacana dan mendata kata yang berimbuhan asing, kemudian membuat kalimat dengan menggunakan kata berimbuhan asing yang sudah didata.
4.      Salam penutup pembelajaran

10  menit

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Modul  Kelas X halaman 34

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.      Datalah kata yang menggunakan imbuhan asing, kemudian kelompokkanlah berdasar asal (Sanskerta, Belanda, Inggris), dan buatlah masing-masing sebuah kalimat!
20



Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis skor maksimal =                            Nilai =  ________________ X 100 =
     Skor Maksimal
  Kriteria Penilaian:
1.      Sangat tepat/benar   =   20
2. Tepat/benar                 =   15
3.      Cukup trepat/benar =    10
4.      Kurang tepat           =    5
5.      Tidak tepat              =    1

2.      Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
 Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1.      Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
2.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
3.      Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
4.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5.      Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0
Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1.      Sangat Baik = 90 – 100
2.      Baik = 80 – 89
3.      Cukup baik = 77 – 79
4.      Kurang baik =   < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung


                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 11


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)
    
I
Standar Kompetensi
Mendengarkan, 13. Memahami cerita rakyat yang dituturkan 
II
Kompetensi Dasar
13.1  Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman  
III
Indikator
Ø Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung  atau melalui rekaman
Ø  Mengidentifikasi cerita  rakyat yang didengar
Ø  Menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat
Ø  Membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif

IV
Tujuan Pembelajaran
Ø Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung  atau melalui rekaman
Ø  Mengidentifikasi cerita  rakyat yang didengar
Ø  Menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat
Ø  Membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif

V.     Materi Pelajaran                        :  Cerita Rakyat “Dua Burung”
               Alkisah, di sebuah kampung di daerah Nusa Tenggara Timur, Indonesia, ada sebuah keluarga petani yang mempunyai empat belas orang anak. Tujuh orang lelaki dan tujuh orang perempuan. Anak lelakinya yang paling muda bernama Suri Ikun. Ia seorang pemberani dan suka menolong. Berbeda dengan keenam kakak lelakinya, selain pendengki mereka juga penakut. Mendengar dengusan babi hutan saja mereka lari tunggang-langgang.
           Untuk memenuhi kebutuhan seorang istri dan keempat belas anaknya, sang Suami sebagai kepala keluarga menanam umbi-umbian dan sayur-sayuran di kebunnya. Meskipun kebunnya cukup luas, hasilnya terkadang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, karena tanamannya sering dirusak oleh kawanan babi hutan.
      Pada suatu malam, sang Suami mengajak istri dan ketujuh anak lelakinya bermusyawarah untuk mengatasi permasalahan tersebut
“Wahai, Anak-anakku! Tentu kalian semua tahu bahwa kita hidup dari hasil berkebun. Untuk itu kita harus menjaga semua tanaman yang ada di kebun,” ungkap sang Ayah.
           “Apa yang harus kami lakukan, Ayah?” tanya si Sulung.
      “Begini, Anakku! Ayah akan menugaskan kalian secara bergiliran meronda di kebun untuk mengusir babi hutan,” kata sang Ayah.
           Mendengar perkataan itu, ketujuh orang lelaki bersaudara tersebut terkejut.
            “Aduh, adakah cara lain yang dapat kami lakukan selain meronda, Ayah?” keluh si Sulung.
          “Apa maksudmu, Anakku!” tanya sang Ayah.
           “Maaf, Ayah! Saya sangat takut pada babi hutan,” jawab si Sulung.
         “Iya, Ayah! Kami juga takut,” sambung lima orang anaknya yang lain serentak.
            Sang Ayah menjadi bingung mendengar keluhan keenam anaknya tersebut. Sejenak, ia berpikir untuk mencari cara lain untuk mengusir babi hutan dari kebunnya. Suasana musyawarah keluarga pun menjadi hening. Dalam suasana hening itu, tiba-tiba Suri Ikun angkat bicara.
      “Maaf, Ayah! Jika Ayah mengizinkan, biarlah saya sendiri yang meronda di kebun,” pinta Suri Ikun
        “Benarkah kamu sanggup meronda seorang diri, Anakku?” tanya sang Ayah.
         “Benar, Ayah! Saya akan menangkap babi-babi hutan itu dengan panahku,” jawab Suri Ikun dengan penuh semangat.
          Alangkah senangnya hati keenam kakak lelaki Suri Ikun, karena mereka terbebas dari sebuah tugas yang sangat berat.
         Keesokan harinya, setelah mempersiapkan busur dan anak panahnya, berangkatlah Suri Ikun ke kebun seorang diri untuk meronda. Sesampainya di kebun, ia langsung berkeliling melihat keadaan kalau-kalau ada kawanan babi hutan yang sedang merusak tanamannya. Setelah beberapa saat berkeliling dan tidak menemukan seekor babi hutan pun, Suri Ikun beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Ketika sedang asyik duduk bersandar sambil menikmati tiupan angin sepoi-sepoi, tiba-tiba tiga ekor babi hutan sedang melintas tidak jauh dari depannya. Ia pun segera bersembunyi di balik pohon tempatnya bersandar seraya menyiapkan anak panahnya. Pada saat ketiga kawanan babi hutan itu akan memakan tanamannya, ia pun segera menarik anak panahnya dari busurnya dan melepaskannya ke arah babi yang paling besar.
“Siuuut…. deg…!!!”
        Anak panahnya tepat mengenai lambung kanan babi itu dan langsung terkapar di tanah. Sementara dua babi hutan lainnya langsung melarikan diri ke balik semak belukar. Suri Ikun segera menghampiri babi hutan yang sudah tidak bergerak itu.
      “Wah besar sekali babi hutan ini. Pasti dagingnya sangat lezat,” gumam Suri Ikun.
Dengan perasaan senang dan gembira, Suri Ikun pun segera membawa pulang babi hutan itu ke rumahnya. Oleh karena babi hutan itu sangat berat, sampai-sampai ia harus beberapa kali berhenti beristirahat dalam perjalanan. Sesampainya di rumah, ia pun disambut gembira oleh kedua orangtua dan saudara-saudaranya yang sudah lama menunggu.
           “Wah, kamu hebat sekali, Suri Ikun!” ucap si Sulung memuji.
        Kemudian mereka pun segera memotong-motong dan memasak daging babi hutan itu. Setelah matang, si Sulung bertugas membagi-bagikan daging babi tersebut kepada saudara-saudaranya. Oleh karena sifatnya yang dengki, ia hanya memberi Suri Ikun bagian kepala babi itu, yang sudah tentu tidak banyak dagingnya. Begitulah seterusnya, setiap kali membawa seekor babi hutan hasil buruannya, Suri Ikun selalu saja mendapat bagian kepala. Meski demikian, Suri Ikun tetap merasa senang, karena hasil keringatnya dapat dinikmati oleh seluruh keluarganya.
       Pada suatu sore, ayah mereka baru saja pulang dari mencari kayu bakar di sebuah hutan lebat yang letaknya cukup jauh.
   “Anak-anakku! Maukah kalian membantu, Ayah!”
     “Apa yang dapat kami bantu, Ayah?” tanya si Sulung penasaran.
       “Gerinda Ayah tertinggal di tengah hutan. Maukah kalian pergi mengambilnya?” pinta sang Ayah.
            Akhirnya, si Sulung pun mengajak keenam saudara lelakinya pergi ke hutan lebat itu. Pada saat sampai di hutan, hari sudah mulai gelap. Menurut cerita, hutan tersebut dihuni oleh para hantu rimba yang terkenal jahat. Suri Ikun berjalan mengikuti kakaknya menyusuri hutan lebat itu sambil menggendong busur dan anak panahnya. Oleh karena gelapnya malam, Suri Ikun tidak menyadari jika keenam saudaranya mengambil jalan lain yang menuju ke rumah. Sementara ia terus berjalan menyusuri hutan. Semakin lama ia pun semakin jauh masuk ke tengah hutan. Setelah menyadari ia ditinggal sendirian, ia pun berteriak-teriak memanggil keenam kakaknya.
“Kakak… di mana kalian?”
           Berkali-kali Suri Ikun memanggil nama keenam kakaknya, tetapi tetap tidak mendapat jawaban. Namun, beberapa saat berselang, tiba-tiba terdengar suara aneh menegurnya.
          “Hei, Anak Manusia! Kini kamu tinggal sendirian. Tidak seorang pun yang bisa menolongmu, karena saudara-saudaramu telah meninggalkanmu.”
        “Kamu siapa? Tampakkanlah wujudmu!” seru Suri Ikun sambil menyiapkan anak panah dan busurnya.
        “Ha… ha… ha…!!! terdengar suara itu tertawa berbahak-bahak.
          “Ketahuilah, Anak Manusia! Kami adalah hantu rimba penghuni hutan ini,” ujar suara itu.
             Beberapa saat kemudian, tiba-tiba beberapa sosok bertubuh besar dan berwajah seram berdiri di sekelilingnya. Baru saja Suri Ikun hendak menarik anak panahnya, para hantu tersebut segera menangkapnya. Namun, mereka tidak langsung memakannya, karena ia masih terlalu kurus.
          “Sebaiknya kita kurung dulu anak manusia ini,” ujar pemimpin hantu rimba itu.
            Akhirnya Suri Ikun dikurung di dalam sebuah gua. Setiap hari ia diberi makan secara teratur agar menjadi gemuk. Untungnya ada celah sehingga sinar matahari dapat memancar masuk ke dalam gua. Dari celah itu ia bisa melihat keluar.
         Pada suatu hari, Suri Ikun melihat dua ekor anak burung di celah gua yang kelaparan. Oleh karena merasa iba, ia pun memberi Ikun sebagian makanannya kepada kedua anak burung itu.
“Waaah, kasihan sekali anak burung ini ditinggal induknya,” iba Suri Ikun seraya menyuapi kedua anak burung itu.
     Begitulah seterusnya, setiap melihat kedua anak burung itu kelaparan, Suri Ikun senantiasa membagikan makanan kepada mereka. Beberapa bulan kemudian, kedua burung itu pun tumbuh menjadi besar dan kuat. Ajaibnya, kedua burung itu dapat berbicara seperti manusia.
“Terima kasih Tuan karena telah menolong kami,” ucap seekor burung.
“Ampun, Tuan! Jika kami boleh tahu, Tuan siapa dan kenapa dikurung dalam gua ini?” tanya seekor burung yang satunya lagi.
“Saya Suri Ikun, Sobat!” jawab Suri Ikun.
Setelah itu, Suri Ikun pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya sampai ia bisa berada di dalam gua itu.
       “Baiklah, Tuan! Kami akan membebaskan Tuan dari gua ini,” kata seekor burung.
        Alangkah senangnya hati Suri Ikun mendengar perkataan burung itu. Namun, hatinya masih diselimuti oleh rasa bimbang.
     “Wahai, Sobat! Bukankah hantu rimba itu berjumlah banyak dan sangat kuat? Bagaimana cara kalian menolongku?” tanya Suri Ikun ingin tahu.
        “Tenang, Tuan! Kami pasti bisa mengalahkan mereka,” ujar seekor burung.
         “Begini, Tuan! Kami akan menyerang dan mencakar-cakar seluruh tubuh hantu-hantu itu,” jelas seekor burung yang satunya.
Mendengar penjelasan itu, Suri Ikun terdiam sejenak. Ia pun berpikir mencari cara agar bisa membantu kedua burung itu mengalahkan hantu-hantu tersebut.
        “Baiklah kalau begitu! Aku akan membantu kalian dengan senjataku ini,” kata Suri Ikun sambil menunjukkan panahnya.
          Keesokan harinya, hantu-hantu tersebut datang mengantarkan makanan untuk Suri Ikun. Pada saat mereka membuka pintu gua, dengan secepat kilat kedua burung itu langsung menyerang dan mencakar-cakar seluruh tubuh mereka. Suri Ikun pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia segera meluncurkan anak panahnya ke arah hantu-hantu tersebut. Maka tak ayal lagi, para hantu itu pun terluka dan langsung kabur melarikan diri.
          Setelah itu, kedua burung tersebut segera membawa terbang Suri Ikun menuju ke puncak sebuah bukit yang tinggi. Sesampainya di sana, dengan kekuatan gaibnya, kedua burung tersebut menciptakan sebuah istana megah untuk Suri Ikun lengkap dengan pengawal dan dayang-dayangnya. Di sanalah untuk selanjutnya Suri Ikun tinggal dan hidup berbahagia.
          Sementara itu, nun jauh di kampung, keluarga Suri Ikun hidup menderita. Sejak kepergian Suri Ikun seluruh tanaman ayahnya habis dimakan dan dirusak kawanan babi hutan. Sebab, tidak seorang pun saudara lelakinya yang berani mengusir kawanan babi hutan tersebut dari kebun mereka.
Sumber: seasite.niu.edu (Diadaptasi bebas dari Ny. S.D.B. Aman,”Suri Ikun and The Two Birds,” Folk Tales From Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976
VI
Metode Pembelajaran:
1.    Pendekatan
2.    Strategi
3.    Metode

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solvin
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi


VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.    Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø Guru menyuruh siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung  atau melalui rekaman, kemudianmengidentifikasi isi cerita rakyat yang didengar
10 menit
B.     Inti

A.  Ekplorasi
Ø Setiap siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung  atau melalui rekaman, mengidentifikasi isi cerita rakyat
Ø Setipa individu mencatat hal-hal penting dalan cerita rakyat

B.  Elaborasi
Ø Setiap siswa mengidentifikasi cerita  rakyat yang didengar
Ø Setiap siswa menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat
Ø Guru menyuruh siswa membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif,

C.  Konfirmasi
Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa.
Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari
70 menit

10 menit






50 menit






10 menit
C.    Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Salam penutup pembelajaran
10 menit

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Cerita Rakyat “Suri Ikun dan Dua Burung” Modul Kelas X halaman 40 - 42

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.       Tuliskan Isi  dan amanat cerita rakyat berjudul Suri Ikun dan Dua burung, kemudian bandingkan nilai yang terkanduung dalam cerita rakyat dengan nilai yang ada dimasyarakat saat ini!
20



Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis skor maksimal = 20                                   Nilai =  ________________ X 100 =
     Skor Maksimal
  Kriteria Penilaian:
1.      Sangat tepat/benar   =  20
2        Tepat/benar             =  15
3.      Cukup trepat/benar =  10
4.      Kurang tepat           =   5
5.      Tidak tepat              =   1

2.      Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:

 Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1.      Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
2.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
3.      Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
4.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5.      Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0
Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1.      Sangat Baik = 90 – 100
2.      Baik = 80 – 89
3.      Cukup baik = 77 – 79
4.      Kurang baik =   < 76


Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung



                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 12

Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)
   
I
Standar Kompetensi
Mendengarkan, 13. Memahami cerita rakyat yang dituturkan 
II
Kompetensi Dasar
13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman
III
Indikator
Ø  Mendengarkan  cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman
Ø  Menentukan hal-hal yang menarik dalam cerita rakyat (tokohnya dan jalan ceritanya)
Mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø  Mendengarkan  cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman
Ø  Menentukan hal-hal yang menarik dalam cerita rakyat (tokohnya dan jalan ceritanya)
Mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis
V.     Materi Pelajaran                        : Cerita Rakyat “Seekor Anak Singa”
Singa dan KambingAlkisah,                                                                                                                                                                 di sebuah                                                                                                                                                                                                                                                        hutan                                                                                                                                                                       belantara                                                                                                                                                                                  ada seekor                                                                                                                                                                           induk singa                                                                                                                                                                       yang mati                                                                                                                                                                  setelah                                                                                                                                                                                    melahirkan                                                                                                                                                               anaknya.                                                                                                                                                                          Bayi singa                                                                                                                                                                                          yang lemah                                                                                                                                                                   itu hidup                       Singa dan Kambing                                                                                                               tanpa                                                                                                                                                                     perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerakgerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu.Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, sibayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu. Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing. Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya.
              Tingkah lakunya juga layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing yaitu mengembik bukan mengaum! la merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambing-kambing lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.
             Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.
           “Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar. tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komunitas kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.
           Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah, “Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa menyelamatkan saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala yang  jahat itu!”
              Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.
               Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan cengkeramannya. Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya!
                  Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras, “Emmbiiik!”
                 Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang ancang untuk menyeruduk lagi.
              Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahwa yang ada di hadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing. Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!
           Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukkan kepalanya layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukankah singa adalah raja hutan?
          Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun.
            Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat.
             Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.
               Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata, “Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku takkan memangsa anak singa!
          Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,
“Jangan bunuh aku, ammpuun!”
“Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”
          Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, “Tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”
          Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.
Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri.
Lalu membandingkan dengan singa dewasa.
           Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, “Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”
“Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.
“Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”
“Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.
           Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.
             Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan, “Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”
Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.

VI
Metode Pembelajaran:
1.      Pendekatan
2.      Strategi
3.      Metode

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solvin
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.    Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø Guru menyuruh siswa  mendengarkan  cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, dan mengelolah hasil mendengar untuk mengetahui hal yang menarik.
10 menit
B.     Inti

A.  Ekplorasi
Ø  Setiap siswa mendengarkan  cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, kemudian mengidentifikasi isi  cerita rakyat
B.   Elaborasi
Ø  Setiap siswa menentukan hal-hal yang menarik dalam cerita rakyat (tokohnya dan jalan ceritanya)
Ø  Beberapa siswa mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis
C.   Konfirmasi
Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa.
Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari
70 menit

10 menit



50 menit




10 menit
C.     Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Salam penutup pembelajaran

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Cerita Rakyat berjudul “Seekor Anak Singa”

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.      Tuliskan hal-hal yang mnari yang terdapat dalam cerita rakyat berjudul “Seekor Anak Singa”!
10

Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis skor maksimal = 10                                   Nilai =  ________________ X 100 =
     Skor Maksimal
  Kriteria Penilaian:
1.         Sangat tepat/benar   =  10    2.     Tepat/benar             =   8
3.         Cukup trepat/benar =    6     4.     Kurang tepat           =    4       5.  Tidak tepat              =    1
2.    Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
NO
NAMA SISWA
INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI
NA
1



2



3



4



5



6



7



 Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1.      Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
2.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
3.      Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
4.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5.      Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0
Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1.      Sangat Baik = 90 – 100   2.  Baik = 80 – 89    3.   Cukup baik = 77 – 79    4. Kurang baik =   < 76

Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung



                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 13


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
Berbicara    14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi 
II
Kompetensi Dasar
14.2Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui  diskusi 
III
Indikator

Ø Menentukan isi puisi yang dibaca
Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø Membaca puisi yang disediakan
Ø Menentukan isi puisi yang dibaca
Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi
V.     Materi Pelajaran                        :   Mengungkapkan isi puisi
                                           Merefleksi adalah mencerminkan kata atau ucapan seseorang.          Merefleksi isi puisi ialah mencerminkan kata-kata yang terdapat dalam puisi. Dapat diartikan pula memahami makna puisi.Makna atau isi puisi seringkali disampaikan secara tersirat dan bukan secara terangterangan. Terkadang seorang penyair menggunakan kata-kata simbolik atau ungkapan tertentu dalam menyampaikan isi atau pesan suatu puisi. Hal ini membuat puisi terkadang sulit untuk dipahami. Akan tetapi, hal tersebut juga menjadikan puisi lebih indah. Bagi pecinta puisi, keindahan kata-kata dalam puisi dapat memunculkan perasaan atau emosi tertentu. Namun, puisi tidak harus selalu menggunakan kata-kata yang berbelit-belit. Dalam memahami makna puisi diperlukan kejelian dan kecermatan dalam membaca kata-kata dalam puisi. Bahasa yang digunakan seringkali berbeda dengan bahasa sehari-hari dengan pemilihan kata yang tepat, tersusun indah serta bermakna kuat. Perhatikan penggalan puisi berikut! Bacalah dengan sungguh-sungguh dan diskusikan dengan teman sebangku tentang maksud ungkapannya!
1.        Bila cinta memanggilmu, ikutlah dia. Walaupun jalannya terjal penuh liku. Bila sayapnya merengkuhmu, pasrahlah. Walau pedang di sela sayap itu melukaimu. (Kahlil Gibran, "Bahasa Cinta")
2.        Dalam kesunyian aku meratap, dalam keramaian aku mengeluh. Meratapi jalan terjal penuh liku. Kabut gelap mengusik jiwa letihku. Sunyi-sepi-aku bosan.
Meskipun terkadang isi puisi diungkapkan secara tersirat oleh pengarangnya, kamu dapat menduga atau menafsirkan isinya dengan melihat judul puisi.
Bacalah puisi berikut dan pahamilah tiap kata-katanya!
       Mentari tajam menyentuh
       Menjemput kalbu berpasrah mengeluh                              
       Desah-resah-gelisah terengkuh                                           
       Luka mengoyak-rasa pun terbunuh                                     

       Mentari membelai angkuh
       Sapanya lukiskan kemenangan gaduh
       Sorak tawa terderai bergemuruh
       Mengiris perih jiwa mengaduh
       Mentari enggan menjauh
       Memaksa bumi makin melepuh
       Lara sanubari tak jua sembuh                                            
    
Banyak Membaca Kalau Mau Pintar
 
VI
Metode Pembelajaran:
1.      Pendekatan
2.      Strategi
3.      Metode

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solving
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi


VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.    Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø Penugasan kepada siswa semembaca puisi yang disediakan
Ø Menentukan isi puisi yang dibaca
Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi
10    enit
B.     Inti

A.  Eksplorasi
Ø Setiap siswa  membaca puisi yang disediakan, kemudian siswa memhami apa yang terkandung dalam puisi untuk menentukan isi puisi
B.   Elaborasi
Ø  Guru menyuruh siswa membentuk kelompok untuk mendikusikan  isi puisi yang dibaca, kemudian menentukan  isi puisi.
Ø  Setiap kelompok mendiskusikan menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat
C.   Konfirmasi
Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa.
Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari
70 menit


10 menit



50 menit





10 menit
C.     Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Salam penutup pembelajaran
10 menit
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Puisi modul kelas X halaman 50 - 51
IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.      Tuliskan isi puisi “Penjual Sayur” dan hubungkan dengan realitas, social, budaya dan masyarakat!
10
Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis skor maksimal =    10                    Nilai =  ________________ X 100 =
     Skor Maksimal
  Kriteria Penilaian:
1.      Sangat tepat/benar   =  10      2. Tepat/benar             =    8          3. Cukup trepat/benar =    6
4.    Kurang tepat            =    4        5. Tidak tepat            =    1

2.    Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
NO
NAMA SISWA
INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI
NA
1



2



3



4



5



6



7




 Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1.      Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
2.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
3.      Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
4.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5.      Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0
     Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1.      Sangat Baik = 90 – 100   2.  Baik = 80 – 89   3. Cukup baik = 77 – 79   4. Kurang baik =   < 76


Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung



                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 14


Satuan Pendidikan             
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran   
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester   
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu    
       X 45 menit (            kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
12.   Mengungkapkan informasi melalui penulisan                                                                                   paragraf  dan pidato
II
Kompetensi Dasar
12.4 Menyusun teks pidato
III
Indikator
Ø  Menentuk Topik Pidato
Ø  Menyusun kerangka pidato
Ø  Mengembangkan kerang pidato menjadi                                                                                                      sebuah pidato
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø  Membaca contoh teks pidato
Ø  Menentuk Topik Pidato
Ø  Menyusun kerangka pidato
Ø  Mengembangkan kerang pidato menjadi                                                                                                      sebuah pidato
V.    Materi Pelajaran                         :  Menulis Pidato

Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan                                                                                                                           Dan Persiapan Pidato Sambutan

A. Definisi / Pengertian Pidato

          Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
          Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll


VI
Metode Pembelajaran:
1.       Pendekatan
2.       Strategi
3.       Metode

ØPembelajaran Aktif dan Kreatif
ØProblem Solvin
Ø     Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.      Pendahuluan

1.     Salam pembukan
2.     Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.       Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.        Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.     Penyiapan dan pengondisian
Ø  Penugasan kepada siswa membaca contoh teks pidato  kemudian siswa  disuruh menentuk Topik Pidato                                         
10 menit
B.      Inti
A.        Ekplorasi
Ø Guru menyuruh siswa menentukan  topik pidato dan  setiap siswa  mendata disampaikan  hal-hal penting dalam pidato.

B.    Elaborasi
Ø Setiap siswa menyusun kerangka pidato berdasarkan hal-hal yang sudah  didata
Ø Setiap siswa mengembangkan teks pidato berdasarkan  kerang  ka pidato yang sudah disusun  
Ø Setiap siswa mengedit naskah pidato yang sudagh disusun                                                                                                
C.    Konfirmasi
Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa.
Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari
 70 menit
 10 menit




50 menit




10 menit
C.    Penutup

1.       Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.       Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.       Salam penutup pembelajaran
10 menit
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.       Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.       Alat Pelajaran       :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.       Bahan Pelajaran  :    Modul kelas X halaman

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.       Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.       Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.       Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.       Tuliskan topic pidato  yang akan Anda tulis menjadi Pidato!
10

2.       Susunlah keraka pidato berdasarkan topic yang  sudah ditentukan!
20

3.       Tulislah pidato berdasarkan kerangka yang sudah disusun!
20

Petunjuk Penskoran:                                                                                            Skor diperoleh
1.       Tes tertulis skor maksimal = 10                                        Nilai =  ________________ X 100 =
2.       Tes  tertulis skor maksimal = 20                                                            Skor Maksimal