Pantai Kotaagung Tanggamus Lampung
Masihkah Nuranimu
Ketika mesin itu mengaum
bagaikan harimau lapar.
Aku bertanya...?
Apa gerangan yang terjadi?
Mungkinkah hanya ilusiku
yang bercengkerama,
disaat batin ini menahan dahaga.
Kering kerontang mengukir
di atas sawah rakyat,
Waktu panen pun tidak lagi dapat ditebak.
Kicau burung pun sirna entah ke mana.
Mereka kehilangan gairah.
Pohon hijau tempat mereka beranak pinak
mengisi raga telah sirna.
Semua karena serakah manusia
yang tidak mengenal iba.
Pohon besar di rimba sana digasak.
Raung kepedihan tidak lagi dirasa.
Hanya rupiah yang bercanda di ujung mata.
Terbayang uang miliaran rupiah.
Ratapan satwa bukanlah penghalang,
Demi kelangsung hari depan.
Pohon rebah merana putus asa,
ratap kesakitan saat gergaji memotong membelah
merobek kisi jiwa
kini tinggalah ribuan flora dan fauna
menanggung derita.
Satwa pun kehilangan rumah.
Ulahan Ndahul, ARAS, 27 Juli 2013/Minggu/09.30