Sabtu, 27 Juli 2013

Masihkah Nuranimu

                                                                                               Pantai Kotaagung Tanggamus Lampung

Masihkah Nuranimu


Ketika mesin itu mengaum
bagaikan harimau lapar.
Aku bertanya...?
Apa gerangan yang  terjadi?

Mungkinkah hanya ilusiku
 yang bercengkerama,
disaat batin ini menahan dahaga.

Kering kerontang mengukir 
di atas sawah rakyat,
Waktu panen pun tidak lagi dapat ditebak.
Kicau burung pun  sirna entah ke mana.
Mereka kehilangan gairah.

Pohon hijau tempat mereka beranak pinak
mengisi raga telah sirna.
Semua karena serakah manusia
yang tidak mengenal iba.

Pohon besar di rimba sana digasak.
Raung kepedihan tidak lagi dirasa.
Hanya rupiah yang bercanda di ujung mata.
Terbayang uang miliaran rupiah.

Ratapan satwa bukanlah penghalang,
Demi kelangsung hari depan.
Pohon rebah  merana putus asa,
ratap kesakitan saat gergaji  memotong membelah 
merobek kisi jiwa
kini tinggalah ribuan flora dan fauna
menanggung derita.
Satwa pun kehilangan rumah.

                                                                            Ulahan Ndahul, ARAS, 27 Juli 2013/Minggu/09.30




Tidak ada komentar:

Posting Komentar