Selasa, 17 Januari 2012

lANJUTAN RPP KELAS X 2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
 Supelmen Kebahasaan: Memahami penggunaan imbuhan memper-kan dan memper-i
II
Kompetensi Dasar
Menggunakan imbuhan memper-kan dan memper-i
III
Indikator
Menggunakan imbuhan memper-kan dan memper-I dalam kalimat
IV
Tujuan Pembelajaran
Menggunakan imbuhan memper-kan dan memper-I dalam kalimat
V.      Materi Pelajaran                       : Imbuhan memper-kan dan memper-i
Penggunaan, Makna dan Bentuk Imbuhan Memper-kan Memper-i -          Imbuhan memper-kan dan memper-i merupakan dua contoh gabungan afiks. Gabungan afiks adalah penggunaan beberapa imbuhan sekaligus pada kata dasar, dengan tetap mempertahankan indentitasnya masing-masing, baik fungsi maupun maknanya masing masing.
I. Imbuhan memper - kan
       Fungsi afiks memper-kan adalah membentuk kata kerja. Fungsi ini didukung oleh tiap unsur pembentuknya. Prefiks mengmenyatakan keaktifan, sedangkan sufiks -kan menyatakan kausatif.
          Makna imbuhan memper-kan ada tiga, yaitu:
1. Sesuai dengan makna yang didukung oleh per- dan -kan maka makna gabungan afiks itu adalah menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses itu, seperti meninggikan, mempertanyakan, memperbantukan.
2. Makna yang lain adalah menyatakan menjadikan sebagai atau menganggap sebagai, seperti memperhambakan.
3. Menyatakan intensitas, yaitu mengeraskan arti yang disebut dalam kata dasar, dan dapat pula berarti menyuruh, seperti memperdengarkan, memperundingkan, mempertahankan.

Imbuhan memper - i
        Fungsi afiks memper-i sama dengan fungsi dari unsur-unsur pembentuk gabungan itu. Prefiks meng- menyatakan keaktifan.
        Makna imbuhan memper-i ada dua, yaitu:
1. Karena adanya prefiks per- maka dapat menyatakan kausatif, seperti memperbaiki, memperbaharui.
2. Menyatakan intensitas, termasuk pengertian perbuatan terjadi berulang-ulang, seperti mempelajari, memperdayai

VI
Metode Pembelajaran:
1.    Pendekatan
2.    Strategi
3.    Metode

Ø    Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø    Problem Solvin
Ø    Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi






VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A.     Pendahuluan

1.    Salam pembukan
2.    Apersepsi:
a.       Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
b.      Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
c.       Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
3.    Penyiapan dan pengondisian
Ø Penugasan kepada siswa untuk memhami penggunaan imbuhan memper-kan dan memper-i
10    enit
B.     Inti

A.  Ekplorasi
1.      Setiam siswa disuruh memhami penggunaan imbuhan memper-kan dan memper-i
2.      Setiap siswa mengidentifikai kata-kata yang menggunakan imbuhan memper-kan dan memper- dalam wacana yang disediakan guru
B.   Elaborasi
1.      Siswa mendata kata-kata yang menggunakan imbuhan memper-kan dan memper-i
2.      Siswa membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang didata dengan tidak mengesampingkan makna kata yang berimbuhan memper-kan dan memperi, secar tepat dalam kalimat
C.   Konfirmasi
1.      Guru member penguatan materi yang sudah dipelajari siswa
2.      Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dipandu guru

70    Menit

20 menit







40 menit







10 menit
C.  Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Tugas tidak Terstruktur:
Siswa mencari berita di Koran, dan mendata kata-kata yang mengandung imbuhan memer-kan dan memper-i
4.      Salam penutup pembelajaran
10 menit

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Berita dikoran/majalah/Internet:

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung

2.      Penskoran Penilaian:
NO
BUTIR SOAL
SKOR
1
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!




2
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas!


1.      Datalah kata-kata yang berimbuhan memper-kan dan memper-i!
10

2.      Buatlah kalimat kata-kata yng berimbuhan memper-kan dan memper-I yang Anda data dari Koran/majalah/ internet dengan tidak mengesampingkan makta yang dikandung imbuhan!
20




Petunjuk Penskoran:                                                                      Skor diperoleh
1.      Tes tertulis 1 skor maksimal =   10                  Nilai =  ________________ X 100
2.      Tes tertulis 2   skor maksimal= 20                                        Skor Maksimal
 

Kriteria Penilaian:
1.      Sangat tepat/benar   =  10
        2.     Tepat/benar          =    8
3.    Cukup tepat/benar   =    6
4.    Kurang tepat           =     4
5.    Tidak tepat              =     1
  Kriteria Penilaian:
1.    Sangat tepat/benar   =  20
        2.  Tepat/benar             =   15
3.   Cukup tepat/benar =    10
1.    Kurang tepat           =    5
2.    Tidak tepat              =    1


2.      Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:

NO
NAMA SISWA
INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI
NA
Keaktifan
Tanggung. jawab
Disiplin
Kerjasama











































Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
a.       Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 4
b.      Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama             = 3
c.       Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama  = 2
d.      Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
e.       Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama    = 0






Jumlah skor maksimal =        , dan skor mimal = 4                   Skor diperoleh
                                                                             Nilai =  ______________X 100 =
                                                                                           Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
a.       Sangat Baik = 90 – 100
b.      Baik = 80 – 89
c.       Cukup baik = 77 – 79
d.      Kurang baik =   < 76


Kotaagung, 3 Januari 2012
                  Mengetahui,                                                                       Guru Mata Pelajaran,
                  Kepala SMA Negeri I Kotaagung



                 Drs. SUDARMAN                                                  Drs. AHMAD RUSLI, AS.
                 NIP. 195601011982031017                                            NIP. 195612141986031006































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6


Satuan Pendidikan      
SMA Negeri I Kotaagung
Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester           
X/ 2
Pertemuan Ke

Alokasi Waktu
       X 45 menit (            kali pertemuan)

:       
I
Standar Kompetensi
Mendengrkan. 9. Memahami informasi melalui tuturan
II
Kompetensi Dasar
9.2  Menyimpulkan isi informasiyang disampaikan melalui tuturan tidak langsung (Rekaman atau teks yang dibacakan)
III
Indikator
Ø Mencatat pokok-pokok informasi
Ø Menyimpulkan isi informasi
Ø Menyampaikan informasi dengan runtut dan jelas lisan
IV
Tujuan Pembelajaran
Ø Mendengarkan informasi  melalui rekaman /dibacajkan
Ø Mencatat pokok-pokok informasi
Ø Menyimpulkan isi informasi
Ø Menyampaikan informasi dengan runtut dan jelas lisan
V.     Materi Pelajaran                                   :  Simpulan isi informasi
Mambangun Kemandirian Masyarakat
                                     dalam Wacana Kesehatan
Kesehatan bukanlah sistem yang netral. Kesehatan bukan hanya urusan fisik tapi juga menyentuh ranah sosial kultural manusia.
Pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi lingkungan, cara hidup, dan perkembangan pola penyakit. Dengan demikian suatu jenis penyakit yang semula tidak merupakan masalah, dapat menjadi masalah atau sebaliknya.
Pergeseran pola penyakit (transisi epidemologi) ini memiliki kaitan erat dengan perkembangan dan pertumbuhan sosial-ekonomi sebuah negara. Begitu pula dengan Indonesia. Terjadinya distribusi pembangunan yang tidak merata di masa lalu menjadi faktor utama yang turut mempengaruhi pergeseran pola penyakit. Namun transisi ini belum selesai. Penyakit infeksi atau menular seperti tuberkulosa, tifus, kolera, atau disentri masih dialami kelompok masyarakat yang berada dalam kondisi miskin, kurang gizi, lingkungan tidak bersih, dan sanitasi yang buruk. Sementara, pada masyarakat yang telah tercukupi faktor-faktor tersebut, penyakit yang berkembang adalah jenis penyakit-penyakit kronis yang lebih buruk semisal jantung, gula, ginjal, atau kanker. Tidak tuntasnya pergeseran penyakit itu menyebabkan Indonesia menghadapi tekanan ganda penyakit (double burden of disease).
Dampak dari transisi epidemologi ini salah satunya adalah meningkatnya belanja kebutuhan terhadap teknologi medis. Dalam konteks ini, untuk membicarakan kesehatan pun tak dapat melupakan soal industri yang bergulat dibelakangnya. Selain mempengaruhi tingginya biaya perawatan kesehatan, besarnya dorongan modal yang mendukung teknologi-teknologi tinggi dalam industri kesehatan membuat urusan kesehatan layaknya sebuah paket imperialisme medik. Hal inilah yang membuat sistem kesehatan bukan lagi sebuah sistem yang berdiri sendiri, yang hanya mengatur relasi tenaga medis dengan pasien.
Semakin panjangnya mata rantai dalam dunia kesehatan ini mengakibatkan sistem kesehatan yang ada menjadi semakin tidak demokratis. Sistem kesehatan menjadi sistem yang otoriter dan sulit terjangkau.Permasalahan yang muncul kemudian, tidak semua lapisan masyarakat mampu mengakses keberadaan teknologi-teknologi medis itu. Secara tidak langsung, melalui transisi epidemologi yang dibarengi dengan industrialisasi kesehatan yang semakin komplek, stratifikasi dalam masyarakat pun terlihat.
Tatkala transisi epidemologi itu terjadi, ada variabel yang patut dicermati, yakni menyangkut cara pandang masyarakat sendiri terhadap persoalan kesehatan. Persoalan kesehatan masih dipandang sebagai bagian yang berdiri sendiri, terpisah dari sistem yang lain. Keterpisahan kesehatan sebagai sistem yang komplek ini misalnya saja dapat dilihat dari cara pandang yang terwujud dalam perilaku-perilaku konsumsi masyarakat, seperti dalam pemilihan terhadap makanan.”Ketika makanan itu datang dari suatu sistem, mata rantai, pola hidup yang berbeda, jika ada masalah yang berhubungan dengan rantai makanan itu, kita terpaksa mengacu pada sistem obat dari luar,” ungkap P.M Laksono, Ph.D, Staf Peneliti Pusat Studi Asia Pasifik. Sayangnya, kesadaran akan hal ini tenggelam tatkala pandangan yang berkembang tentang makanan justru “you are what you eat”. Seseorang memilih makanan karena diajarkan, bukan karena pemenuhan kebutuhan fisiologis atau rasa lapar semata. Orang pun mencari representasi status dalam makanan yang dipilihnya.
         Uraian materi lebih lanjut  terdapat dalam modul kelas X halaman 23 - 24

VI
Metode Pembelajaran:
1.   Pendekatan
3.    Strategi
4.    Metode

Ø  Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Ø  Problem Solvin
Ø  Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN
AKTIVITAS SISWA DAN GURU
ALOKASI WAKTU
A. Pendahuluan

a.     Salam pembukan
b.    Apersepsi:
1.         Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
2.         Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
3.         Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini
c.   Penyiapan dan pengondisian
Penugasan kepada siswa secara individu Mendengarkan informasi  melalui rekaman /dibacakan, mencatat pokok-pokok informasi, menyimpulkan isi informasi, enyampaikan informasi dengan runtut dan jelas lisan
10 menit
B.   Inti

A.   Ekplorasi
Ø Setiap siswa mendengarkan informasi  melalui rekaman /dibacakan, kemudian  mencatat pokok-pokok informasi yang terdapat dalam wacana “Membangun Kemandirian Masyrakat dalam Wacana Kesehatan”

B.   Elaborasi
Ø Setiap siswa disuruh guru   mendata pokok-pokok masalah yang dibahas dalam wacan dan menyimpulkan isi informasi “Membangun Kemandirian Masyarakat dalam Wacana Kesehatan”
Ø Beberapa siswa disuruh menyampaikan isi informasi  yang sudah disimpulkan dengan bahasa yang runtut dan jelas secara  lisan
Ø Membahas isi informasi yang disampaikan teman
Ø Guru memfasilitasi dengan memberikan pelurusan dan klarifikasi jika terdapat kesalahan konsep
C.   Konfirmasi
Ø Guru member penguatan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.siswa menyimpulkan hasil belajar dipandu guru
70 menit

10 menit






50 menit









10 menit

C.  Penutup

1.      Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
2.      Evaluasi lisan melalui Tanya jawab
3.      Salam penutup pembelajaran
10 menit

VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1.      Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan   
                              Dan Modul Kelas X
2.      Alat Pelajaran                :  Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3.      Bahan Pelajaran  :  Artikel “Membangun Kemandirian Masyrakat dalam Wacana Kesehatan”   
                               Halaman 23 – 24 modul kelas X.

IX. Penilaian Pembelajaran:
1.      Prosedur Penilaian:
a.       Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.      Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.      Penskoran Penilaian:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar