Minggu, 27 Mei 2012

Rintihanmu Tanggamusku


Rintihanmu Tanggamusku
                              Karya ARAS
Tanggamus...,
Haruskah kau merintih dengan senandung sedih.
Ketika tangan-tangan itu..., mulai
meruntuhkan keangkuhanmu.
Bergelantung  merobek hatimu  yang  perawan,
tanpa pengawasan dan  kontrol.
Kini mereka mulai merambah  puncakmu
Berukir harapan di dada mereka,
Demi masa depan dan sesuap nasi.
Tanpa menoleh larangan apa yang mereka langgar.
Haruskah kekagumanku sirna
Ketika kabut tebal tidak lagi bernyanyi
mengiring pelangi menari melingkari matahari.
Di mana hatimu para perambah
Inginkah kau ulangi  nostagia durjana
menghantam  merobek  membela  tangis anak bunda
 yang kehilangan segalanya.
 Kehilangan  insan yang dicintai
 Terkapar berlumur  lumpur,
Berselimut nestapa
menengadah tanpa arah.
Sadarlah..., hai perambah.
 Kebahagaianmu hari ini
 akan menorehkan bencana
 bagi anak generasimu sendiri.
Sadarlah...!
Jangan kauulangi nostalgia
durjana sembilan belas delapan enam..

                                                28 Mei 2012 Senin,08.20 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar