Rintihanmu
Tanggamusku
Karya ARAS
Tanggamus...,
Haruskah
kau merintih dengan senandung sedih.
Ketika
tangan-tangan itu..., mulai
meruntuhkan
keangkuhanmu.
Bergelantung
merobek hatimu yang perawan,
tanpa
pengawasan dan kontrol.
Kini
mereka mulai merambah puncakmu
Berukir
harapan di dada mereka,
Demi
masa depan dan sesuap nasi.
Tanpa
menoleh larangan apa yang mereka langgar.
Haruskah
kekagumanku sirna
Ketika
kabut tebal tidak lagi bernyanyi
mengiring
pelangi menari melingkari matahari.
Di
mana hatimu para perambah
Inginkah
kau ulangi nostagia durjana
menghantam
merobek
membela tangis anak bunda
yang kehilangan segalanya.
Kehilangan insan yang dicintai
Terkapar berlumur lumpur,
Berselimut
nestapa
menengadah
tanpa arah.
Sadarlah...,
hai perambah.
Kebahagaianmu hari ini
akan menorehkan bencana
bagi anak generasimu sendiri.
Sadarlah...!
Jangan
kauulangi nostalgia
durjana
sembilan belas delapan enam..
28
Mei 2012 Senin,08.20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar