Minggu, 27 November 2011

Doa Di Antara Keping Hati Seorang Guru

Dalam doa hari ini
kubisikan secercah sisa cinta kasih
yang selama ini sirna tak berbinar

Mungkinkah derai tawa dan candamu,
memecah kesunyian ruang bisu
mengisi kesunyian keping hati

Walaupun terkadang tingkah lakumu
menjadi sembilu merancap perih terselip di hati
membuat luka-luka yang siap memvonismu.
Namun karena tanggung jawab
terpatri dan terbeban di pundak ini
aku tetap tegar menggadapimu, anakku.
Sebab tingkahmu hari ini, sebagai bom waktu
melesat di antara keteguhan hati
yang sesaat kemudian hilang berganti dengan keluguan yang menggelikan

Anakku! Hanya iringan doaku
mengiringi langkah gontai kakimu
meninggalkan ruang bisu
terselip di antara cita-cita dan harapan

Melangkahlah anakku,
tataplah hari depan dengan ceria
isilah bakti bangsa, negara, agama, dan keluargamu.

Setelah STTB tergenggam indah di antara jemarimu,
berukir tinta biru menggambarkan bayangan hari depanmu
melangkah relung waktu penuh harapan

Pergilah anakku!
dengan bekal sedikit ilmu
dan keyakinan hatimu membuatmu menatap nanar jalan hidup ini
namun patrikanlah dengan ketegaran hati

kami hanya mampu mendoakan,
dan mengenang keunikan lakumu.

Bila suatu saat nanti terukir langkah-langkah pasti
gelutilah dengan tanpa pamrih
ingatlah betapa beku sisa langkahmu
ketika kaki gontaimu setapak demi setapak meninggalkan
kesan ini dalam kesunyian
tak ada yang dapat kami berikan, anakku!
kecuali simbahan air suci mengalir bening mengiringi
langkahmu menyandang nilai-nilai kehidupan
yang akan mengantarkan dirimu pada sisi kehidupan baru
lepas dari belenggu seragam putih abu-abu, dan aturan pasti dari kami.

Bebaskanlah dirimu anakku,
tetapi,tolong kau ingat basa basi kami yang meletup
di antara kesetian kami untukmu
dan kendalikanlah hawa nafsumu menyusuri hari depan
yang kian banyak tantangan dan godaan
sebab, merah putih jalan hidupmu
 hanya engkaulah yang mengukir dan meniti.

Setelah kupersembahkan semua demi engkau
rasanya tak ada lagi yang tersisa, anakku!
hanya kenangan unik yang menggores di antara keindahan dan
air mata harapan terselip menerawang dalam angan-angan.

Masihkah gelak canda ini menghiasi ruang bisu,
mengukir mengusik kenangan
di cela pijar kehidupan
menyelinap mewarnai perjalanan karier.

Hari ini, anakku! Hari yang diisi keceria perasaan bahagia
dan sendu
karena hari ini adalah akhir perjalanan studimu
 di SMA ini.

Ketika STTB telah terdekap dalam pelukkanmu
dengan sejuta nilai-nilai kehidupan
menggambar masa depanmu
Di sinilah anak-anakku...,
satu kesadaran haru, dan penyesalan menyatu
menghiasi wajahmu,
terbayang akan ke mana dirimu
melangkah mengantongi nilai itu?

Dapatkah kauraih anak-anakku,
cita-cita dan harapan
dengan sekelumit kemenangan semu?

Buktikan anakku,
Jangan sia-siakan waktumu berlalu
karena bukan sedikit waktu yang telah kaulalui
1080 hari di antara terik mentari, hujan, lapar, dan
 uang pas-pasan. kaukayuh cita-citamu
mungkinkah hal itu akan sia-sia anakku...?

Jawab anakku, tidak...!
Akan kaukayuh bahtera ini dengan menatap masa depan
menundukkan dengan ketegaran hati, percaya diri,
dan tanggung jawab.

Bahagiakanlah kami, anak-anakku?
dengan sejuta keberhasilan dan kemenangan yang kauraih
kami hanya berdoa dicelah harapan dan jeruji kehidupan
                                                           10 Mei 2004
                                                      Karya ARAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar