
ketika air sucimu mengalir membasah
detak jantung berpacu dengan waktu.
kami bahagia?
Kini kebahagiaan itu sirna,
ketika tangan-tangan itu tak lagi
memilikinurani.
Membiarkan hati bergelimangdosa
dalam sumpah serapah.
Air yang dulu mengalir lancar,
kini tersendat
seolah gelombang pasang yang tak lagi bernyanyi
mewarnai pelangi,

Mungkinkah...,
nyanyian itu akan membasahi hati kami
kembali bersenandung mengalir diantara
desir darah berpacu mewujudkan mimpi
Setiap pagi kami berharap,
setiap senja kami bermunajab,
air itu akan mengisi rongga pipa mengalir
memasuki relung disetiap sudut
hati kami dalam mengisi waktu bersujud di hadapan-Mu.
Tetapi, pipa itu buntu tak berongga,
sehingga air tak mampu menembus mengalir
menyusup relung dalam rongga berbagi rasa
sejuk menyirami hati kami.
Ya Allah...!
Masihkah hati itu terkunci dalam benci
tak sudi membuka menganga dalam ikhlas
menjalankan tugas suci mencari rido-Mu.
(Sebuah Renungan Bagi Kita) 31 Mei 2013 Jumat