RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 9
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | 4 X 45 menit (dua kali pertemuan) |
:
I | Standar Kompetensi | Menulis. 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato |
II | Kompetensi Dasar | 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif |
III | Indikator | Ø Menentukan topic paragraf argumentatif Ø Menyusun kerangka paragraf argumetatif Ø Mengembangkan kerangka paragraf menjadi karangan argumentatif |
IV | Tujuan Pembelajaran | Ø Membaca paragraf argumentatif Ø Menentukan topic paragraf argumentatif Ø Menyusun kerangka paragraf argumetatif Ø Mengembangkan kerangka paragraf menjadi karangan argumentatif |
V. Materi Pelajaran : Penulisan paragraf argumentasi Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Ciri-ciri paragraf argumentasi: - Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin. - Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain. - Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. - Penutup berisi kesimpulan. Contoh paragraf argumentasi: Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bias sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja. Sumber : Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran. Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan: 1. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan. 2. Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis. 3. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis | ||
VI | Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan 2. Strategi 3. Metode | Ø Pembelajaran Aktif dan Kreatif Ø Problem Solvin Ø Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Setiap siswa disuruh contoh membaca paragraf argumentatif, kemudian siswa menentukan topic paragraf argumentatif | 20 Menit (pertemuan ke- 1 dan 2) |
B. Inti | A. Ekplorasi Ø Setiap siswa disuruh guru mengelolah informasi yang diperoleh, kemudian siswa menentukan topic yang akan disusun menjadi kerangka pragraf B. Elaborasi Pertemuan 1 Ø Setiap siswa disuruh guru menyusun kerangka paragraf argumetatif berdasarkan topik yang sudah ditentukan. Pertemuan 2 Ø Masing siswa mengembangkan kerangka paragraf yang sudah disusun menjadi karangan argumentative Ø Mengedit karangan yang sudah disusun C. Konfirmasi Ø Guru member penguatan materi yang sudah dipelajari siswa dengann memberikan pertanyaan kepada siswa. Ø Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dipandu guru | 140 menit 20 menit pertemuan 1 dan 2 50 menit Pertemuan 1) 50 menit (Pertemuan 2) 20 menit pertemuan 1 dan 2 |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Pada halaman 31 – 32 modul kelas X
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Buatlah sebuah karangan dengan menggunakan paragraf argumentatif! | 20 | |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = 20 Nilai = ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
1. Sangat tepat/benar = 4
3. Tepat/benar = 3
4. Cukup trepat/benar = 2
5. Kurang tepat = 1
6. Tidak tepat = 0
Yang dinilai dalam karangan:
1. Keterpaduan antara judul dengan isi karangan
2. Koheren antarkalimat dan antarparagraf
3. Pemilihan diksi dan ejaan
4. Tanda baca
5. Kebersihan dan kerapian karangan
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1. Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 0
Jumlah skor maksimal = , dan skor mimal = 4 Skor diperoleh
Nilai = ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100
2. Baik = 80 – 89
3. Cukup baik = 77 – 79
4. Kurang baik = < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs. AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 10
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | X 45 menit ( kali pertemuan) |
:
I | Standar Kompetensi | Kebahasaan; menggunakan imbuhan asing |
II | Kompetensi Dasar | Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat |
III | Indikator | Ø Membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat |
IV | Tujuan Pembelajaran | Ø Membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing Menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat |
V. Materi Pelajaran : Imbuhan Asing 1. Bentuk awalan dari bahasa Asing: Awalan maha = sangat/besar, pra = sebelum (= pre), swa = sendiri, dan dwi = dua, dsb., merupakan contoh-contoh awalan dari bahasa Sanskerta. Contoh: (a). Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi. (b). Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan. (c) Pembanguan pertanian bertujuan menciptakan swasembada pangan. (d) Kita harus terus menjaga agar dwiwarna selalu berkibar di bumi nusantara. Selain itu dijumpai pula kata-kata bilangan lain: eka darma, trimurti, caturkarya, pancasila, dsb. 2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing a. Akhiran –wan, -man, -wati. Akhiran –wan, -man, -wati berasal dari bahasa Sanskerta. Akhiran tersebut menunjukkan jenis kelamin. Akhiran –wan, dan –man menyatakan jenis kelamin laki-laki, sedangkan –wati menunjukkan jenis kelamin wanita. Akhiran tersebut membentuk kata benda. Makna akhiran –wan, -man, dan –wait adalah sebagai berikut: 1. Menyatakan orang yang ahli Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan budayawan, sastrawan, dsb. 2. Menyatakan orang yang mata pencahariannya dalam bidang tertentu Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan 3. Orang yang memiliki sifat khusus Misalnya : hartawan dan dermawan 4. Menyatakan jenis kelamin b. Akhiran –i, -wi, -iah, berfungsi membentuk kata sifat berasal dari Arab. Terdapat juga akhiran –in, dan –at yang berfungsi membentuk kata benda Perhatikan contoh-contoh berikut: 1. alami, badani, insani, hewani, artinya menyatakan ‘bersifat ….’ 2. duniawi, manusiawi, dan surgawi, artinya menyatakan ‘bersifat….’ 3. jasmaniah, ilmiah, harfiah, rohaniah, artinya ‘mempunyai sifat….’ 4. Muslimin, mukminin, hadirin, dan muktamirin merupakan penunjuk jamak tak tentu pria dan wanita. 5. muslimat, mukminat, mualimat, dan sebagainya merupakan bentuk penunjuk jamak untuk wanita. c. Akhiran –er, -al, -ik, -if, -is, -isme, -isasi, -logi, dan –or. Imbuhan asing tersebut berasal dari bahasa Barat. Perhatikan contoh-contoh berikut: 1. Tuti bekerja sebagai tenaga honorer di Bank Mandiri (bersifat honor) 2. Secara materiil, Tini tidak sebanding dengan Tuti (bersifat materi) 3. Cerita Hang Tuah termasuk cerita yang heroik (bersifat hero atau kisah kepahlawanan) 4. Kalau berbicara itu harus obyektif (berdasarkan objek) 5. Indonesia menolak anggapan Australia bahwa Indonesia tidak selektif dalam mengimpor barang. (berdasarkan seleksi) 6. Kolonialis Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. (bersifat koloni) 7. Kita harus memiliki semangat nasionalisme. (bersifat nasional atau kebangsaan) 8. Sudah lima tahun Budi Harsono memimpin organisasi sosial. (hal yang bersangkut paut dengan) 9. Bu Ida mengajar biologi di sekolah kami. (ilmu/pengetahuan tentang) | ||
VI | Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan 2. Strategi 3. Metode | Ø Pembelajaran Aktif dan Kreatif Ø Problem Solvin Ø Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Guru menyuruh siswa membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing, kemudian siswa mengelolah informasi yang diperoleh dari hasil membaca | 10 menit |
B. Inti | A. Ekplorasi Ø Setiap siswa membaca sebuah wacana untuk menemukan kata berimbuhan asing, kemudian mendata kata yang berimbuhan asing dalam wacana. B. Elaborasi Ø Setiap siswa mendata kata-kata yang menggunakan imbuhan asing dan mengelompokkannya berdasarkan imbuhan asing ( Sanskerta, Belanda, Inggris) Ø Setiap siswa membuat kalimat dengan menggunakan imbuhan asing dalam kalimat secara tepat C. Konfirmasi Ø Guru memberikan penguatan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Ø Siswa menyimpulkan hasil belajar dipandu guru. | 70 menit 10 menit 50 menit 10 menit |
C. Penutup | 1. Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru 2. Evaluasi lisan melalui Tanya jawab 3. Tugas tidak Terstruktur: Siswa mencari sebuah wacana dan mendata kata yang berimbuhan asing, kemudian membuat kalimat dengan menggunakan kata berimbuhan asing yang sudah didata. 4. Salam penutup pembelajaran | 10 menit |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Modul Kelas X halaman 34
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Datalah kata yang menggunakan imbuhan asing, kemudian kelompokkanlah berdasar asal (Sanskerta, Belanda, Inggris), dan buatlah masing-masing sebuah kalimat! | 20 | |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = Nilai = ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
1. Sangat tepat/benar = 20
2. Tepat/benar = 15
3. Cukup trepat/benar = 10
4. Kurang tepat = 5
5. Tidak tepat = 1
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1. Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 0
Jumlah skor maksimal = , dan skor mimal = 4 Skor diperoleh
Nilai = ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100
2. Baik = 80 – 89
3. Cukup baik = 77 – 79
4. Kurang baik = < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs. AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 11
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | X 45 menit ( kali pertemuan) |
I | Standar Kompetensi | |
II | Kompetensi Dasar | 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman |
III | Indikator | Ø Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman Ø Mengidentifikasi cerita rakyat yang didengar Ø Menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat Ø Membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif |
IV | Tujuan Pembelajaran | Ø Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman Ø Mengidentifikasi cerita rakyat yang didengar Ø Menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat Ø Membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif |
V. Materi Pelajaran : Cerita Rakyat “Dua Burung” Alkisah, di sebuah kampung di daerah Nusa Tenggara Timur, Indonesia, ada sebuah keluarga petani yang mempunyai empat belas orang anak. Tujuh orang lelaki dan tujuh orang perempuan. Anak lelakinya yang paling muda bernama Suri Ikun. Ia seorang pemberani dan suka menolong. Berbeda dengan keenam kakak lelakinya, selain pendengki mereka juga penakut. Mendengar dengusan babi hutan saja mereka lari tunggang-langgang. Untuk memenuhi kebutuhan seorang istri dan keempat belas anaknya, sang Suami sebagai kepala keluarga menanam umbi-umbian dan sayur-sayuran di kebunnya. Meskipun kebunnya cukup luas, hasilnya terkadang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, karena tanamannya sering dirusak oleh kawanan babi hutan. Pada suatu malam, sang Suami mengajak istri dan ketujuh anak lelakinya bermusyawarah untuk mengatasi permasalahan tersebut “Wahai, Anak-anakku! Tentu kalian semua tahu bahwa kita hidup dari hasil berkebun. Untuk itu kita harus menjaga semua tanaman yang ada di kebun,” ungkap sang Ayah. “Apa yang harus kami lakukan, Ayah?” tanya si Sulung. “Begini, Anakku! Ayah akan menugaskan kalian secara bergiliran meronda di kebun untuk mengusir babi hutan,” kata sang Ayah. Mendengar perkataan itu, ketujuh orang lelaki bersaudara tersebut terkejut. “Aduh, adakah cara lain yang dapat kami lakukan selain meronda, Ayah?” keluh si Sulung. “Apa maksudmu, Anakku!” tanya sang Ayah. “Maaf, Ayah! Saya sangat takut pada babi hutan,” jawab si Sulung. “Iya, Ayah! Kami juga takut,” sambung lima orang anaknya yang lain serentak. Sang Ayah menjadi bingung mendengar keluhan keenam anaknya tersebut. Sejenak, ia berpikir untuk mencari cara lain untuk mengusir babi hutan dari kebunnya. Suasana musyawarah keluarga pun menjadi hening. Dalam suasana hening itu, tiba-tiba Suri Ikun angkat bicara. “Maaf, Ayah! Jika Ayah mengizinkan, biarlah saya sendiri yang meronda di kebun,” pinta Suri Ikun “Benarkah kamu sanggup meronda seorang diri, Anakku?” tanya sang Ayah. “Benar, Ayah! Saya akan menangkap babi-babi hutan itu dengan panahku,” jawab Suri Ikun dengan penuh semangat. Alangkah senangnya hati keenam kakak lelaki Suri Ikun, karena mereka terbebas dari sebuah tugas yang sangat berat. Keesokan harinya, setelah mempersiapkan busur dan anak panahnya, berangkatlah Suri Ikun ke kebun seorang diri untuk meronda. Sesampainya di kebun, ia langsung berkeliling melihat keadaan kalau-kalau ada kawanan babi hutan yang sedang merusak tanamannya. Setelah beberapa saat berkeliling dan tidak menemukan seekor babi hutan pun, Suri Ikun beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Ketika sedang asyik duduk bersandar sambil menikmati tiupan angin sepoi-sepoi, tiba-tiba tiga ekor babi hutan sedang melintas tidak jauh dari depannya. Ia pun segera bersembunyi di balik pohon tempatnya bersandar seraya menyiapkan anak panahnya. Pada saat ketiga kawanan babi hutan itu akan memakan tanamannya, ia pun segera menarik anak panahnya dari busurnya dan melepaskannya ke arah babi yang paling besar. “Siuuut…. deg…!!!” Anak panahnya tepat mengenai lambung kanan babi itu dan langsung terkapar di tanah. Sementara dua babi hutan lainnya langsung melarikan diri ke balik semak belukar. Suri Ikun segera menghampiri babi hutan yang sudah tidak bergerak itu. “Wah besar sekali babi hutan ini. Pasti dagingnya sangat lezat,” gumam Suri Ikun. Dengan perasaan senang dan gembira, Suri Ikun pun segera membawa pulang babi hutan itu ke rumahnya. Oleh karena babi hutan itu sangat berat, sampai-sampai ia harus beberapa kali berhenti beristirahat dalam perjalanan. Sesampainya di rumah, ia pun disambut gembira oleh kedua orangtua dan saudara-saudaranya yang sudah lama menunggu. “Wah, kamu hebat sekali, Suri Ikun!” ucap si Sulung memuji. Kemudian mereka pun segera memotong-motong dan memasak daging babi hutan itu. Setelah matang, si Sulung bertugas membagi-bagikan daging babi tersebut kepada saudara-saudaranya. Oleh karena sifatnya yang dengki, ia hanya memberi Suri Ikun bagian kepala babi itu, yang sudah tentu tidak banyak dagingnya. Begitulah seterusnya, setiap kali membawa seekor babi hutan hasil buruannya, Suri Ikun selalu saja mendapat bagian kepala. Meski demikian, Suri Ikun tetap merasa senang, karena hasil keringatnya dapat dinikmati oleh seluruh keluarganya. Pada suatu sore, ayah mereka baru saja pulang dari mencari kayu bakar di sebuah hutan lebat yang letaknya cukup jauh. “Anak-anakku! Maukah kalian membantu, Ayah!” “Apa yang dapat kami bantu, Ayah?” tanya si Sulung penasaran. “Gerinda Ayah tertinggal di tengah hutan. Maukah kalian pergi mengambilnya?” pinta sang Ayah. Akhirnya, si Sulung pun mengajak keenam saudara lelakinya pergi ke hutan lebat itu. Pada saat sampai di hutan, hari sudah mulai gelap. Menurut cerita, hutan tersebut dihuni oleh para hantu rimba yang terkenal jahat. Suri Ikun berjalan mengikuti kakaknya menyusuri hutan lebat itu sambil menggendong busur dan anak panahnya. Oleh karena gelapnya malam, Suri Ikun tidak menyadari jika keenam saudaranya mengambil jalan lain yang menuju ke rumah. Sementara ia terus berjalan menyusuri hutan. Semakin lama ia pun semakin jauh masuk ke tengah hutan. Setelah menyadari ia ditinggal sendirian, ia pun berteriak-teriak memanggil keenam kakaknya. “Kakak… di mana kalian?” Berkali-kali Suri Ikun memanggil nama keenam kakaknya, tetapi tetap tidak mendapat jawaban. Namun, beberapa saat berselang, tiba-tiba terdengar suara aneh menegurnya. “Hei, Anak Manusia! Kini kamu tinggal sendirian. Tidak seorang pun yang bisa menolongmu, karena saudara-saudaramu telah meninggalkanmu.” “Kamu siapa? Tampakkanlah wujudmu!” seru Suri Ikun sambil menyiapkan anak panah dan busurnya. “Ha… ha… ha…!!! terdengar suara itu tertawa berbahak-bahak. “Ketahuilah, Anak Manusia! Kami adalah hantu rimba penghuni hutan ini,” ujar suara itu. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba beberapa sosok bertubuh besar dan berwajah seram berdiri di sekelilingnya. Baru saja Suri Ikun hendak menarik anak panahnya, para hantu tersebut segera menangkapnya. Namun, mereka tidak langsung memakannya, karena ia masih terlalu kurus. “Sebaiknya kita kurung dulu anak manusia ini,” ujar pemimpin hantu rimba itu. Akhirnya Suri Ikun dikurung di dalam sebuah gua. Setiap hari ia diberi makan secara teratur agar menjadi gemuk. Untungnya ada celah sehingga sinar matahari dapat memancar masuk ke dalam gua. Dari celah itu ia bisa melihat keluar. Pada suatu hari, Suri Ikun melihat dua ekor anak burung di celah gua yang kelaparan. Oleh karena merasa iba, ia pun memberi Ikun sebagian makanannya kepada kedua anak burung itu. “Waaah, kasihan sekali anak burung ini ditinggal induknya,” iba Suri Ikun seraya menyuapi kedua anak burung itu. Begitulah seterusnya, setiap melihat kedua anak burung itu kelaparan, Suri Ikun senantiasa membagikan makanan kepada mereka. Beberapa bulan kemudian, kedua burung itu pun tumbuh menjadi besar dan kuat. Ajaibnya, kedua burung itu dapat berbicara seperti manusia. “Terima kasih Tuan karena telah menolong kami,” ucap seekor burung.“Ampun, Tuan! Jika kami boleh tahu, Tuan siapa dan kenapa dikurung dalam gua ini?” tanya seekor burung yang satunya lagi. “Saya Suri Ikun, Sobat!” jawab Suri Ikun. Setelah itu, Suri Ikun pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya sampai ia bisa berada di dalam gua itu. “Baiklah, Tuan! Kami akan membebaskan Tuan dari gua ini,” kata seekor burung. Alangkah senangnya hati Suri Ikun mendengar perkataan burung itu. Namun, hatinya masih diselimuti oleh rasa bimbang. “Wahai, Sobat! Bukankah hantu rimba itu berjumlah banyak dan sangat kuat? Bagaimana cara kalian menolongku?” tanya Suri Ikun ingin tahu. “Tenang, Tuan! Kami pasti bisa mengalahkan mereka,” ujar seekor burung. “Begini, Tuan! Kami akan menyerang dan mencakar-cakar seluruh tubuh hantu-hantu itu,” jelas seekor burung yang satunya. Mendengar penjelasan itu, Suri Ikun terdiam sejenak. Ia pun berpikir mencari cara agar bisa membantu kedua burung itu mengalahkan hantu-hantu tersebut. “Baiklah kalau begitu! Aku akan membantu kalian dengan senjataku ini,” kata Suri Ikun sambil menunjukkan panahnya. Keesokan harinya, hantu-hantu tersebut datang mengantarkan makanan untuk Suri Ikun. Pada saat mereka membuka pintu gua, dengan secepat kilat kedua burung itu langsung menyerang dan mencakar-cakar seluruh tubuh mereka. Suri Ikun pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia segera meluncurkan anak panahnya ke arah hantu-hantu tersebut. Maka tak ayal lagi, para hantu itu pun terluka dan langsung kabur melarikan diri. Setelah itu, kedua burung tersebut segera membawa terbang Suri Ikun menuju ke puncak sebuah bukit yang tinggi. Sesampainya di sana, dengan kekuatan gaibnya, kedua burung tersebut menciptakan sebuah istana megah untuk Suri Ikun lengkap dengan pengawal dan dayang-dayangnya. Di sanalah untuk selanjutnya Suri Ikun tinggal dan hidup berbahagia. Sementara itu, nun jauh di kampung, keluarga Suri Ikun hidup menderita. Sejak kepergian Suri Ikun seluruh tanaman ayahnya habis dimakan dan dirusak kawanan babi hutan. Sebab, tidak seorang pun saudara lelakinya yang berani mengusir kawanan babi hutan tersebut dari kebun mereka. Sumber: seasite.niu.edu (Diadaptasi bebas dari Ny. S.D.B. Aman,”Suri Ikun and The Two Birds,” Folk Tales From Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976 | ||
VI | Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan 2. Strategi 3. Metode | Ø Pembelajaran Aktif dan Kreatif Ø Problem Solvin Ø Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Guru menyuruh siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, kemudianmengidentifikasi isi cerita rakyat yang didengar | 10 menit |
B. Inti | A. Ekplorasi Ø Setiap siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, mengidentifikasi isi cerita rakyat Ø Setipa individu mencatat hal-hal penting dalan cerita rakyat B. Elaborasi Ø Setiap siswa mengidentifikasi cerita rakyat yang didengar Ø Setiap siswa menentukan isi dan amanat yang terdapt dalam cerita rakyat Ø Guru menyuruh siswa membanding nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa kini menggunakan kalimat yang efektif, C. Konfirmasi Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa. Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari | 70 menit 10 menit 50 menit 10 menit |
C. Penutup | 1. Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru 2. Evaluasi lisan melalui Tanya jawab 3. Salam penutup pembelajaran | 10 menit |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Cerita Rakyat “Suri Ikun dan Dua Burung” Modul Kelas X halaman 40 - 42
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Tuliskan Isi dan amanat cerita rakyat berjudul Suri Ikun dan Dua burung, kemudian bandingkan nilai yang terkanduung dalam cerita rakyat dengan nilai yang ada dimasyarakat saat ini! | 20 | |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = 20 Nilai = ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
1. Sangat tepat/benar = 20
2 Tepat/benar = 15
3. Cukup trepat/benar = 10
4. Kurang tepat = 5
5. Tidak tepat = 1
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1. Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 0
Jumlah skor maksimal = , dan skor mimal = 4 Skor diperoleh
Nilai = ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100
2. Baik = 80 – 89
3. Cukup baik = 77 – 79
4. Kurang baik = < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs. AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 12
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | X 45 menit ( kali pertemuan) |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Guru menyuruh siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, dan mengelolah hasil mendengar untuk mengetahui hal yang menarik. | 10 menit |
B. Inti | A. Ekplorasi Ø Setiap siswa mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman, kemudian mengidentifikasi isi cerita rakyat B. Elaborasi Ø Setiap siswa menentukan hal-hal yang menarik dalam cerita rakyat (tokohnya dan jalan ceritanya) Ø Beberapa siswa mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis C. Konfirmasi Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa. Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari | 70 menit 10 menit 50 menit 10 menit |
C. Penutup | 1. Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru 2. Evaluasi lisan melalui Tanya jawab 3. Salam penutup pembelajaran |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Cerita Rakyat berjudul “Seekor Anak Singa”
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Tuliskan hal-hal yang mnari yang terdapat dalam cerita rakyat berjudul “Seekor Anak Singa”! | 10 |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = 10 Nilai = ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
1. Sangat tepat/benar = 10 2. Tepat/benar = 8
3. Cukup trepat/benar = 6 4. Kurang tepat = 4 5. Tidak tepat = 1
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
NO | NAMA SISWA | INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI | NA |
1 | |||
2 | |||
3 | |||
4 | |||
5 | |||
6 | |||
7 |
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1. Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 0
Jumlah skor maksimal = , dan skor mimal = 4 Skor diperoleh
Nilai = ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100 2. Baik = 80 – 89 3. Cukup baik = 77 – 79 4. Kurang baik = < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs. AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 13
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | X 45 menit ( kali pertemuan) |
:
I | Standar Kompetensi | Berbicara 14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi |
II | Kompetensi Dasar | 14.2Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi |
III | Indikator | Ø Menentukan isi puisi yang dibaca Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi |
IV | Tujuan Pembelajaran | Ø Membaca puisi yang disediakan Ø Menentukan isi puisi yang dibaca Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi |
V. Materi Pelajaran : Mengungkapkan isi puisi Merefleksi adalah mencerminkan kata atau ucapan seseorang. Merefleksi isi puisi ialah mencerminkan kata-kata yang terdapat dalam puisi. Dapat diartikan pula memahami makna puisi.Makna atau isi puisi seringkali disampaikan secara tersirat dan bukan secara terangterangan. Terkadang seorang penyair menggunakan kata-kata simbolik atau ungkapan tertentu dalam menyampaikan isi atau pesan suatu puisi. Hal ini membuat puisi terkadang sulit untuk dipahami. Akan tetapi, hal tersebut juga menjadikan puisi lebih indah. Bagi pecinta puisi, keindahan kata-kata dalam puisi dapat memunculkan perasaan atau emosi tertentu. Namun, puisi tidak harus selalu menggunakan kata-kata yang berbelit-belit. Dalam memahami makna puisi diperlukan kejelian dan kecermatan dalam membaca kata-kata dalam puisi. Bahasa yang digunakan seringkali berbeda dengan bahasa sehari-hari dengan pemilihan kata yang tepat, tersusun indah serta bermakna kuat. Perhatikan penggalan puisi berikut! Bacalah dengan sungguh-sungguh dan diskusikan dengan teman sebangku tentang maksud ungkapannya! 1. Bila cinta memanggilmu, ikutlah dia. Walaupun jalannya terjal penuh liku. Bila sayapnya merengkuhmu, pasrahlah. Walau pedang di sela sayap itu melukaimu. (Kahlil Gibran, "Bahasa Cinta") 2. Dalam kesunyian aku meratap, dalam keramaian aku mengeluh. Meratapi jalan terjal penuh liku. Kabut gelap mengusik jiwa letihku. Sunyi-sepi-aku bosan. ![]() ![]() ![]() Mentari tajam menyentuh Menjemput kalbu berpasrah mengeluh Desah-resah-gelisah terengkuh Luka mengoyak-rasa pun terbunuh Mentari membelai angkuh Sapanya lukiskan kemenangan gaduh Sorak tawa terderai bergemuruh Mengiris perih jiwa mengaduh Mentari enggan menjauh Memaksa bumi makin melepuh Lara sanubari tak jua sembuh Banyak Membaca Kalau Mau Pintar | ||
VI | Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan 2. Strategi 3. Metode | Ø Pembelajaran Aktif dan Kreatif Ø Problem Solving Ø Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Penugasan kepada siswa semembaca puisi yang disediakan Ø Menentukan isi puisi yang dibaca Ø Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat melalui diskusi | 10 enit |
B. Inti | A. Eksplorasi Ø Setiap siswa membaca puisi yang disediakan, kemudian siswa memhami apa yang terkandung dalam puisi untuk menentukan isi puisi B. Elaborasi Ø Guru menyuruh siswa membentuk kelompok untuk mendikusikan isi puisi yang dibaca, kemudian menentukan isi puisi. Ø Setiap kelompok mendiskusikan menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, social, budaya dan opini masyarakat C. Konfirmasi Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa. Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari | 70 menit 10 menit 50 menit 10 menit |
C. Penutup | 1. Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru 2. Evaluasi lisan melalui Tanya jawab 3. Salam penutup pembelajaran | 10 menit |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Puisi modul kelas X halaman 50 - 51
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Tuliskan isi puisi “Penjual Sayur” dan hubungkan dengan realitas, social, budaya dan masyarakat! | 10 |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = 10 Nilai = ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
1. Sangat tepat/benar = 10 2. Tepat/benar = 8 3. Cukup trepat/benar = 6
4. Kurang tepat = 4 5. Tidak tepat = 1
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku, dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non-tes:
NO | NAMA SISWA | INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI | NA |
1 | |||
2 | |||
3 | |||
4 | |||
5 | |||
6 | |||
7 |
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap indikator:
1. Sangat aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama = 0
Jumlah skor maksimal = , dan skor mimal = 4 Skor diperoleh
Nilai = ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100 2. Baik = 80 – 89 3. Cukup baik = 77 – 79 4. Kurang baik = < 76
Kotaagung, 3 Januari 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs. AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 14
Satuan Pendidikan | SMA Negeri I Kotaagung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Semester | X/ 2 |
Pertemuan Ke | |
Alokasi Waktu | X 45 menit ( kali pertemuan) |
:
I | Standar Kompetensi | 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan pidato |
II | Kompetensi Dasar | 12.4 Menyusun teks pidato |
III | Indikator | Ø Menentuk Topik Pidato Ø Menyusun kerangka pidato Ø Mengembangkan kerang pidato menjadi sebuah pidato |
IV | Tujuan Pembelajaran | Ø Membaca contoh teks pidato Ø Menentuk Topik Pidato Ø Menyusun kerangka pidato Ø Mengembangkan kerang pidato menjadi sebuah pidato |
V. Materi Pelajaran : Menulis Pidato Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato SambutanA. Definisi / Pengertian Pidato Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. B. Tujuan Pidato Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini : 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan. C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi : 1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban. D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. F. Kerangka Susunan Pidato Skema susunan suatu pidato yang baik : 1. Pembukaan dengan salam pembuka 2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll | ||
VI | Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan 2. Strategi 3. Metode | ØPembelajaran Aktif dan Kreatif ØProblem Solvin Ø Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi |
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP KEGIATAN | AKTIVITAS SISWA DAN GURU | ALOKASI WAKTU |
A. Pendahuluan | 1. Salam pembukan 2. Apersepsi: a. Review/ Tanya jawab materi yang sudah diajarkan b. Informasi KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran c. Menyampaikan pokok materi pembahasan hari ini 3. Penyiapan dan pengondisian Ø Penugasan kepada siswa membaca contoh teks pidato kemudian siswa disuruh menentuk Topik Pidato | 10 menit |
B. Inti | A. Ekplorasi Ø Guru menyuruh siswa menentukan topik pidato dan setiap siswa mendata disampaikan hal-hal penting dalam pidato. B. Elaborasi Ø Setiap siswa menyusun kerangka pidato berdasarkan hal-hal yang sudah didata Ø Setiap siswa mengembangkan teks pidato berdasarkan kerang ka pidato yang sudah disusun Ø Setiap siswa mengedit naskah pidato yang sudagh disusun C. Konfirmasi Ø Guru memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa. Ø Siswa menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari | 70 menit 10 menit 50 menit 10 menit |
C. Penutup | 1. Siswa menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru 2. Evaluasi lisan melalui Tanya jawab 3. Salam penutup pembelajaran | 10 menit |
VIII. Sumber/Alat/Bahan:
1. Sumber Pelajaran: Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia, dan
Dan Modul Kelas X
2. Alat Pelajaran : Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X
3. Bahan Pelajaran : Modul kelas X halaman
IX. Penilaian Pembelajaran:
1. Prosedur Penilaian:
a. Penilaian proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2. Penskoran Penilaian:
NO | BUTIR SOAL | SKOR |
1 | Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
2 | Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini secara singkat dan jelas! | |
1. Tuliskan topic pidato yang akan Anda tulis menjadi Pidato! | 10 | |
2. Susunlah keraka pidato berdasarkan topic yang sudah ditentukan! | 20 | |
3. Tulislah pidato berdasarkan kerangka yang sudah disusun! | 20 |
Petunjuk Penskoran: Skor diperoleh
1. Tes tertulis skor maksimal = 10 Nilai = ________________ X 100 =
2. Tes tertulis skor maksimal = 20 Skor Maksimal