RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Satuan
Pendidikan
|
SMA Negeri I
Kotaagung
|
Mata Pelajaran
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
XII IPA/IPS/1
|
Pertemuan Ke
|
|
Alokasi Waktu
|
2
X 45 menit ( 1 kali pertemuan)
|
I
|
Standar
Kompetensi
|
1. Memahami Informasi dari
berbagai laporan
|
II
|
Kompetensi Dasar
|
1.1 Membedakan fakta dan opini dari
berbagai laporan
Lisan
|
III
|
Indikator
|
1.. Mencatat pokok-pokok isi
laporan
2. Memerinci isi pokok
laporan menjadi fakta dan opini
3. Menentukan isi pokok
laporan menjadi fakta dan opini
4. Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan
|
IV
|
Tujuan
Pembelajaran
|
Setelah pembelajaran ini siswa dapat:
1. Mengidentifikasi isi laporan
2. Mencatat pokok-pokok isi
laporan
3. Memerinci isi pokok
laporan menjadi fakta dan opini
4. Menentukan isi pokok
laporan menjadi fakta dan opini
5. Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan
|
V. Materi
Pelajaran:
Uraian Materi Pelajaran:
-
Laporan
Kegiatan Osis
-
Laporan
Kegiatan Ekstrakulikuler
(Aktif dan
Kreatif Bahasa Indonesia Hal 3 – 6)
Fakta adalah hal yang merupakan kenyataan;sesuatu yang benar-benar terjadi adanya;
terjadi dan ada buktinya. Misalnya : ada bendanya, orang, waktu,
tempat, peristiwanya, jumlahnya, dan dapat menjawab pertanyaan dengan kata
tanya; apa,siapa,kapan,di mana, atau berapa. (Panduan Ujian Nasional;2005: 7)
Contohnya:
Dengan lahan seluas 1.064 hektare, Kecamatan Sukabumiterdiri atas enam
kelurahan, yaitu Kelurahan Sukabumi, Tanjungbaru, Sukabumi Indah, Kalibalau
Kencana, Jagabaya II, dan Jagabaya III.
Secara keseluruhan ada 52.056 jiwa yang mendiami wilayah kecamatan
ini. (Radar Lampung, Kamis, 25 Juni 2009, halaman 24)
Opini
adalah Pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang tentang sesuatu atau
dapat menjawab pertanyaan bagaimana. .
(Panduan Ujian Nasional;2005: 7)
Contohnya:
Membangun sistem perekonomian negara yang berkeadilan sosial jelas tak mungkin dilakukan dengan menyerahkan
sepenuhnya kebijakan ekonomi negara pada mekanisme pasar. .(Dikutip dari
Radar Tanggamus, Sabtu, 12 Juni 2008)
Materi
Pembelajaran:
AWAS! Earphone Bisa Bikin Tuli
Tanpa didasari, kegemaran menikmati
musik lewat earphone berpotensi mengganggu fungsi pendengaran. Karena itu,
jangan terlalu keras memainkan volume earphone karena bisa merusak gendang
telinga, bahkan bias berujung ketulian.
Saat lagu favorit muncul di
radio, di Gym atau di pemutar MP3
atau iPod, spontan kita akan langsung memperbesar volume suara dan ikut
bernyanyi. Namun, berhati-hatilah pada volume suara yang keras lewat
earphone. Paslnya, terlalu sering terpapar music keras bias menyebabkan
gangguan pendengaran.
Di Amerika Serikat dilaporkan
makin banyak orang dewasa dan remaja yang diagnosis mengalami tuli karena
usia lanjut (presbiakusis) yang normalnya
kondisi ini baru muncul di usia 50 tahunan. Rupanya, para remaja dan orang
dewasa muda itu adalah orang-orang
yang setiap hari mendengarkan earphone selama berjam-jam.
Menurut ahli audio dari Cape
Town Medi-Clinic, Lisa Nathan, akumulasi dari suara bising atau keras akan
berkembang secara perlahan dan nyaris tanpa gejala. “Butuh waktu beberapa
tahun sebelum gangguan muncul atau orang tersebut mengalami masalah
pendengaran,” katanya.
Misalnya seorang remaja 15
tahun yang sering mendengarkan MP3 atau iPad dalam volume suara yang keras
setiap hari, mungkin baru mengalami gangguan pendengaran saat usianya menjelang 30-an. “Cepat
lambatnya kerusakan pendengaran pada ditentukan oleh gaya hidup dan paparan
pada sumber suara bising lainnya, misalnya, jika orang ersebut sering di klab atau memainkan band,
maka kerusakannya akan lebih buruk,” katanya.
Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi
yang saling bekerja sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan
memahami dunia di sekitarnya. Namun, saat suara bising, sel-sel rambut yang
halus di rumah siput dalam telinga (koklea) akan rusak. Sel rambut ini
berfungsi menangkap frekuensi suara
dan meneruskannya ke pusat persepsi pendenagaran di otak.
“Pada awalnya kerusakan sel
rambut hanya bersifat sementara. Gejalanya seperti saat salah satu telinga
ditutup. Terkadang gejala ini juga diikuti dengan tinnitus, yakni kondisi di
mana kita seperti mendengar dengungan di telinga,” papar Nathan.
Tinnitus sebenarnya adalah hal
yang normal karena merupakan tanda telah terjadi kerusakan di dalam sel
rambut. Namun, makin sering kerusakan itu terjadi, kerusakannya pun akan
menjadi permanen karena sel-sel yang rusak tadi tidak sempat memperbaiki diri
atau keburu mati. Akibat dari kerusakan permanen tadi adalah tul. Suara diukur berdasarkan
decibel (dB), dengan nilai 0 merupaka
suara paling lembut yang isa didengar
manusia dan 180 adalah suara bising yang ditimbulkan oleh roket yang
akan diterbangkan ke luar angkasa. (Health 24/Kompas?abs)
(Teribun Lampung, Kamis, 24 Ferbuari 2011:
21)
|
VI
|
Metode
Pembelajaran:
1.
Pendekatan
2.
Strategi
3.
Metode
|
Ø
Pembelajaran
Aktif dan Kreatif
Ø
Problem
Solving
Ø
Penjelasan
singkat, Resitasi (Pemberian tugas), Tanya Jawab, Diskusi
|
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
TAHAP
KEGIATAN
|
AKTIVITAS
SISWA DAN GURU
|
ALOKASI WAKTU
|
A.
Pendahuluan
|
1.
Salam
pembukan
2.
Apersepsi:
Ø
Review/
Tanya jawab materi yang sudah diajarkan
Ø
Informasi
KD dan Indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran
Ø
Menyampaikan
pokok materi pembahasan hari ini
3.
Penyiapan
dan pengondisian
Penugasan kepada siswa secara
individu untuk mendengarkan informasi yang disampaikan, mencatat isi
informasi, menentukan isi pokok laporan, dan membedakan antara fakta dengan
opini dalam laporan dengan mengutip kalimat dari informasi yang disampaikan
langsung/rekaman
|
10 Menit
|
B.
Inti
|
1.
Ekplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi
a. Secara bersama-sama setiap siswa mengelolah informasi yang
diperoleh dari hasil mendengarkan
informasi tentang suatu kegiatan.
b. setiap siswa merumuskan isi laporan
c.
Setiap siswa
merumuskan isi laporan yang didengar dan menentukan fakta dan opini
sesuai isi informasi
d.
Beberapa siswa membacakan hasil kesimpulan
yang sudah dirumuskan
e. Guru
memfasilitasi dengan memberikan pelurusan
dan klarifikasi jika terjadi kesalahan konsep
f. Perwakilan siswa dengan
dibimbing guru memberikan kesimpulan hasil pembahasan materi hari ini
g.
Guru
memberikan penguat materi yang sudah dipelajari siswa.
h.
Siswa
menyimpulkan materi hasil belajar yang sudah dipelajari
|
70 menit
|
C.
Penutup
|
Ø
Siswa
menyimpulkan kembali hasil pembelajaran dipandu guru
Ø
Evaluasi
lisan melalui Tanya jawab
Ø
Tugas
tidak Terstruktur:
Siswa mencari informasi
di internet dan menentukan fakta dan opini dari informasi yang dipilih
Ø
Salam
penutup pembelajaran
|
10 menit
|
VIII.
Sumber/Alat/Bahan:
1.
Sumber
Pelajaran : Modul Kelas XII, Koran, Buku Bahasa
Indonesia
2.
Alat Pelajaran : Modul
(AWAS! Earphone Bisa Bikin Tulis), TIM dan Aktif dan Kreatif
Bahasa Indonesia
Kelas XII Hal. 3 - 6
3.
Bahan Pelajaran : LKS dan Buku Aktif dan Kreatif Bahasa
Indonesia
Kelas XII
Siap UN Bahasa Indonesia SMA (Tim Edukatif)
Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk
SMA Kelas XII
IX. Penilaian
Pembelajaran:
1.
Prosedur
Penilaian:
a.
Penilaian
proses dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.
b.
Penilaian
hasil belajar dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung
2.
Penskoran
Penilaian:
NO
|
BUTIR SOAL
|
SKOR
|
1
|
Tes lisan: Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat
dan jelas!
|
|
|
a. Mengapa
earphone dapat menyebabkan orang menjadi tuli?
|
10
|
|
b. Sebutkan istilah yang dialami orang dewasa dan
anak-akan
yang mengalami ketulian!
|
10
|
|
c.
Jelaskan pendapat ahli audio
dari Cape Town Medi-Clinic, Lisa Nathan dalam wacana yang dibaca di atas!
|
10
|
2
|
Tes Tertulis: Tuliskan jawaban pertanyan di bawah ini
secara singkat dan jelas!
|
|
|
a. Tuliskan
3 buah fakta dan 3 buah opini yang terdapat dalam
wacana “
awas! Earphone bias bikin tuli!”
|
10
|
|
b. Simpulkan
isi wa ana “awas! Earphone bias bikin tuli!”
|
10
|
Petunjuk
Penskoran: Skor diperoleh
1.
Tes
tertulis skor maksimal = Nilai
= ________________ X 100 =
Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:
a.
Sangat
tepat/benar 10
b.
Tepat/benar
8
c.
Cukup
tepat/benar 5
d.
Kurang
tepat 3
e.
Tidak
tepat 1
2. Non_Tes: Pengamatan sikap, prilaku,
dan psikomotor dalam proses pembelajaran.
Instrumen
Non-tes:
NO
|
NAMA SISWA
|
INDIKATYOR PRILAKU DIAMATI
|
NA
|
Keaktifan
|
Tanggung. jawab
|
Disiplin
|
Kerjasama
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemberian skor prilaku dan psikomotor tiap
indikator:
1.
Sangat
aktif, tanggung jawab, disiplin, kerjasama
= 4
2. Aktif, tanggung jawab, disiplin,
kerjasama = 3
3. Cukup aktif, tanggung jawab,
disiplin, kerjasama = 2
4. Kurang aktif, tanggung jawab,
disiplin, kerjasama = 1
5. Tidak aktif, tanggung jawab,
disiplin, kerjasama = 0
6.
Jumlah
skor maksimal = , dan skor mimal =
4 Skor diperoleh
Nilai
= ______________X 100 =
Skor minimal
Kategori
prilaku siswa:
1. Sangat Baik = 90 – 100
2. Baik = 80 – 89
3. Cukup baik = 77 – 79
4. Kurang baik = < 76
Kotaagung,
9 Juli 2012
Mengetahui, Guru
Mata Pelajaran,
Kepala SMA Negeri I Kotaagung
Drs. SUDARMAN Drs.
AHMAD RUSLI, AS.
NIP. 195601011982031017 NIP. 195612141986031006